Pigai masih bisa berkelit tidak rasis. Alasannya dia tak menyebut "orang Jawa" (suku) tapi "orang Jawa Tengah" (daerah).Â
Ah, Pigai, kura-kura dalam perahu. Padahal tahu mayoritas orang Jawa Tengah itu etnis Jawa. Sama seperti orang Provinsi-Provinsi Papua, mayoritas, ya, etnis Papua.
Jadi, berpihak pada muatan logika deduktifnya, memang ada indikasi rasis dalam cuitan Pigai itu. Silahkan patahkan kesimpulan ini. Sebab mungkin saja saya salah, bukan?
***
Tapi misalkan benar bahwa cuitan Pigai menyasar individu Jokowi dan Ganjar. Apakah karena itu ujarannya jadi logis?Â
Tidak juga. Justru menimbulkan pertanyaan jika dikaitkan dengan argumen Pigai agar tak percaya pada mereka.
Kata Pigai, "Mereka  merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan rasis, monyet dan sampah." (Ejaan saya koreksi.)
Pertanyaannya, sebagai individu, kapan Jokowi dan Ganjar merampok kekayaan "kita" (warga Papua), membunuh rakyat Papua, dan menginjak-injak harga diri bangsa Papua dengan ujaran rasis, monyet dan sampah?
Silahkan mainkan peramban di internet. Adakah ada jejak digital yang membuktikan Jokowi dan Ganjar pernah melakukan hal-hal yang dituduhkan Pigai?Â
Jika tak ada bukti, dan saya memang tak menemukan adanya bukti itu, maka cuitan Pigai itu tergolong argumen ad hominem. Menebar hoaks dan fitnah tentang individu Jokowi dan Ganjar. Dengan maksud agar orang Papua jangan pecaya pada mereka.
Suatu argumen ad hominem tidak pernah logis. Dia adalah pernyataan sesat logika (logical fallacy). Â Intensinya pembunuhan karakter pihak lain. Dalam kasus cuitan Pigai, itu berarti upaya pembunuhan karakter Jokowi dan Ganjar.