Proposal etnowisata Baktiraja ini keluar dari kerangka RIDPP Danau Toba Tahun 2020-2045. Â Butuh keterbukaan dan keberanian pemerintah, khususnya Kementerian Parekraf, BPODT, dan Pemda untuk mengadopsinya. Etnowisata Baktiraja niscaya menjadi ikon DSP, alasan pelancong untuk berseru kagum, "Wonderful Indonesia!"Â (eFTe)
Rujukan:
[1] Felix Tani, "'Tragedi Sigapiton' yang Disembunyikan dari Jokowi di Danau Toba", Kompasiana, 15 Agustus 2019.
[2] Felix Tani, "Jangan Lagi Ada Perempuan Batak Telanjang di Atas Tanahnya", Kompasiana, 1 Oktober 2019.
[3] Felix Tani, "Orang Batak dan Budaya Lembahnya", Kompasiana, 25 September 2016
[4] Felix Tani, "Pak Luhut, Otorita Danau Toba Jangan Merusak Bangunan Sosial Batak", Kompasiana, 12 September 2019.
[5] Steven Bolnick, "Promoting the Culture Sector through Job Creation and Small Enterprise Development in SADC Countries: The Ethno-tourism Industry", Geneva, International Labour Office, 2003
[6]Clifford Geertz, Agricultural Involution: The processes of ecological change in Indonesia, Berkeley and Los Angeles: University of California Press, 1963.
[7] Sitor Situmorang, Toba Na Sae: Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX, Depok: Komunitas Bambu, 2009.
[8] Rencana Induk Destinasi Pariwisata Prioritas (RIDPP) Danau Toba Tahun 2020-2045, Kementerian Parekraf/BPODT, 2020.
[9] Felix Tani, "Wisata Ekologi Budaya Baktiraja Tanah Batak", Kompasiana, 21 Desember 2018.