Sebagai contoh, Engkong pernah merisak Kompasianer Guido Arisso  Dia sangat  percaya hantu perempuan cantik Kakartana gemar memerkosa perjaka tingting yang kesepian di hutan.  Buktinya, katanya, anulaki korbannya bengkak memar.Â
Perkataan Guido itu adalah fakta yang Engkong gunakan sebagai dasat risakan. Engkong bilang, anulaki bengkak memar itu kan bisa saja karena digigiti semut rangrang, kejepit batu, atau dijepit kepiting. Lagi pula, selepas diperkosa Kakartana, anulaki mestinya kan rebahan lunglai. Â
Ketiga, gunakanlah logika yang kukuh. Maksudnya, jangan menggunakan sesat pikir (logical fallacy) saat merisak. Karena hal itu akan merusak diri sendiri. Membikin perisak menjadi tampak dungu. Argumentum a hominem tadi adalah satu contoh. Lainnya, argumentum ad Hitlerum (absurdum), semisal "Dia berjenggot, maka dia bandot!"
Engkong beri satu contoh logika. Dalam artikel risakan pada Pak Tjip, Engkong berhasil menunjukkan satu kesalahan fatal Pak Tjip dalam hidupnya. Katanya, saat berburu tupai, dia memanjat pohon lalu melompat ke kebun orang untuk mengambil tupai yang tertembak. Sial baginya, celananya tersangkut di pagar bambu runcing yang langsung menancap dalam di pahanya.
Dengan menggunakan teori fisika, Engkong tunjukkan bahwa Pak Tjip sebenarnya terjun bebas dari atas pohon. Bukan melompat. Sebab melompat itu arahnya dari bawah ke atas. Kalau dari atas (pohon) ke bawah, itu namanya terjun. Pantas saja Pak Tjip nyangsang di pagar.
Keempat, gunakan penjelasan ilmiah. Maksudnya, saat menulis artikel risakan, jangan beromong-kosong.  Gunakan penjelasan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Agar risakan tak menjadi dungu.
Sebagai contoh, Engkong pernah merisak Kompasianer Zaldy Chan (semoga dikau walafiat, kawan).  Dia Engkong  sebut "petani loteng yang menista tanaman". Frasa itu untuk merumuskan hobi Uda Zaldy, petani sayuran dalam wadah di loteng rumah dengan metode organik.Â
Beda dengan metode konvensional yang menggunakan pupuk dan pestisida kimiawi, pertanian organik menggunakan pupuk dan pestisida organik. Pupuk organik misalnya adalah fermentasi nasi basi, limbah sayuran, dan kencing kambing. Nah, itu literally sampah semua. Kalau tanaman dikasih makan sampah, apa namanya itu kalau bukan "penistaan"?
Lihatlah. Untuk bisa tiba pada kesimpulan "petani loteng yang menista tanaman", Engkong harus paham teori-teori budidaya tanaman.
Kelima, gunakanlah bahasa yang santun. Maksudnya, tak perlu menggunakan kosa kata atau frasa  yang vulgar atau pejoratif. Ini soal rasa bahasa sebetulnya. Ketimbang menggunakan frasa "penis dan vagina" misalnya, Engkong lebih suka menggunakan frasa "anulaki dan anunita". Atau terkadang "mortar dan pestel".
Contoh lain, Pak Tjip itu jelas sudah tua dan pasti wajahnya total keriput. Tapi kan takelok ngomong begitu. Lebih elok bilang, "Pak Tjip itu mirip Jacky Chan tua." Sebab waktu muda, di mata cinta Bu Lina, Pak Tjip itu mirip Jacky Chan. Nah, begitu kan terdengar elok, ya.