Jelasnya, "ngilu" yang disebabkan berita itu sudah merambat ke otak banyak pembaca viva.co.id. Lalu, sedikit atau banyak, merusak cara pandang pembaca terhadap gender perempuan. Â Menanamkan satu cara pandang yang biadab, bahwa perempuan itu hakekatnya ngangkang dan bikin ngilu.
Engkong tidak tahu bagaimana cara viva.co.id dan Ridho Permana memperbaiki kerusakan cara pandang atau bahkan mentalitas pembacanya. Â Kerusakan itu terlalu mahal biayanya. Â Nilai duit yang diterima viva.co.id dan Ridho dari tulisan-tulisan penistaan gender perempuan itu tak lebih besar dari nilai upil.
Walau tulisan-tulisan itu sudah dihapus, Engkong tetap mendorong kelompok-kelompok pembela harkat perempuan untuk melaporkan hal itu kepada kepolisian. Â Itu tergolong kasus penistaan perempuan, perdagangan "tubuh perempuan" di dunia maya. Harus ada inisiatif untuk menunjukkan bahwa hal itu "perbuatan jahat".
Sebentar. Â Rasa ngilu di jempol kaki kiri Engkong sudah menjalar sampai ke dada. Becampur dengan rasa ngilu di hati akibat jurnalisme "ngangkang-ngilu" Ridho Permana, sekarang rasa ngilu sampai ke dasar hati. Â Engkong tak mampu lagi menulis. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H