Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #065] Kejarlah Onde Kau Juara

7 Juli 2021   11:27 Diperbarui: 7 Juli 2021   19:05 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/ist. dokumentasi)

Poltak berjingkrak-jingkrak melambaikan kedua tangannya memberi semangat di belakang garis finish.  Onde ketawa di mulutnya belum tuntas terkunyah.  Onde ketawa di tangan kiri masih utuh.

Ajaib.  Entah mendapat tenaga dari mana, seperti mode turbo, tiba-tiba saja Poltak melesat secepat kilat, lepas dari guntingan Janter dan Marisi.  Sial, fatal, bagi Janter dan Marisi.  Tak sempat mengubah arah, keduanya bertabrakan, lalu masing-masing terlempar jatuh ke arah berlawanan.  Kepala mereka beradu keras, terdengar seperti suara dua butir kelapa beradu di udara.

Binsar tampil sebagai pemenang seleksi.  Poltak senang bukan kepalang.  Dia mengangsurkan tangan kirinya hendak memberikan sebutir onde ketawa untuk Binsar.  "Bah, hilang!" teriaknya, tak menemukan lagi onde di genggamannya. 

Entah bagaimana caranya, karena Poltak tak sadar, onde itu rupanya telah disambar Binsar pada sisa larinya. Sambil tertawa, Binsar lari mengunyak kue onde ketawa di mulutnya.

Alun-alun Kota Parapat atau Lapangan Pagoda Tahun 1971. © Island SAMOSIR & Lake TOBA – FotoBook/via semedan.com
Alun-alun Kota Parapat atau Lapangan Pagoda Tahun 1971. © Island SAMOSIR & Lake TOBA – FotoBook/via semedan.com
Hari itu di lapangan Pagoda, Parapat, di arena lomba lari, Binsar tampil dengan rasa percaya diri tinggi. Di sampingnya Poltak setia hadir memberi semangat.

"Anggap mereka semua burung puyuh yang harus kau taklukkan," Poltak menyemangati Binsar, sambil menemaninya berjalan menuju garis start. "Tak ada puyuh yang selamat dari tangkapanmu," lanjut Poltak.  

"Poltak! Jangan kau ganggu Binsar!" Guru Paruhum mengingatkan.

"Olo, Gurunami.  Aku menyemangati, Gurunami," balas Poltak.

Di garis start, di belakang Binsar, Poltak mengeluarkan kantong plastik berisi tiga butir kue onde ketawa dari saku celananya. Mengambil sebutir dan menggerogotnya dengan nikmat. 

Panitia lomba mulai memperkenalkan satu per satu peserta lomba.  Semuanya sepuluh orang dari sepuluh SD di Kecamatan Parapat.

"Nomor dua!  Sirlam! Dari SD Pardomuan!  Juara tahun lalu!"  Terdengar suara panitia memperkenalkan Sirlam, juara tahun lalu.  Sirlam, artinya kilat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun