Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Peribahasa dalam Ekonomi Keluarga

11 Juni 2021   13:16 Diperbarui: 11 Juni 2021   22:13 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari theasianparent.com

"Kau jangan main catur di lapo teruslah. Kerjalah kau itu.  Jadi orang harus ringan tulang berat perut. Hempas tulang berisi perut. Begitu. !" Tiur mengingatkan suaminya.  Kalau rajin usaha, pastilah rejeki akan mengalir deras. Intinya, kerja banting tulang.

Dari dulu, saat masih pacaran, Tiur sebenarnya sudah tahu Torang itu pemalas.  Tapi, ya, begitulah, seperti kata pepatah, racun diminum haram tak mabuk.  Kalau sudah dimabuk cinta maka semuanya tampak indah.  

Akibatnya, sekarang, ekonomi keluarganya ibarat alu patah lesung hilang.  Satu masalah terselesaikan, datang lagi masalah baru. Harusnya dulu pikir dahulu pendapatan, sebab sesal kemudian tiada berguna.  

"Pokoknya," kata Tiur kepada Torang, "mulai sekarang, esa hilang dua terbilang!" Harus kerja keras, teguh hati, sampai kesejahteraan ekonomi keluarga tercapai.

"Baiklah, istriku," kata Torang dengan sorot mata bersemangat, "Aku mau kerja keras.  Prinsipku, habis kapak berganti beliung."  Torang berjanji bekerja keras tanpa lelah mencari nafkah untuk keluarganya. (efte)

*Alangkah puitisnya bila pertengkaran suami-istri menggunakan peribahasa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun