Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Begini Cara Membentuk Tanaman Hias Mini Tanpa Membonsai

27 Mei 2021   18:01 Diperbarui: 29 Mei 2021   11:47 1446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Philodendron mungil ini seumuran dengan philodendron berdaun lebar di belakangnya (Dokpri)

Setelah mengagihkan artikel "Begini Cara Memperlebar Daun Tanaman Hias" (K. 26/05/2021), seorang rekan bertanya di grup perpesanan WhataApp (WA), "Kalau mempersempit daun, bagaimana caranya?" Maksudnya, membentuk tanaman hias mini.

"Gampang. Digunting saja sesuai keinginan," jawabku. Serius, saya tak sedang bergurau. Itu bisa dilakukan pada tanaman hias daun dolar (Zanzibar gem). Atau pada cocor bebek.  Hasilnya, daun dolar atau cocor bebek mini.

Tapi itu bukan cara alami. Itu sadis. Menggunting daun tanaman hias itu ibarat menggunting daun telinga biar tak caplang. Sadis, bukan?

Caraku, sebagai penggiat pertanian alami, bukan seperti itu. Aku setia pada cara alami.  Tanpa kekerasan. 

"Berarti cara bonsai," kata rekan tadi.  "Bukan," jawabku.  Bukan pembonsaian. Sebab cara itu mengandung unsur kekerasan terhadap tanaman. Pemotongan akar, batang, dahan, dan ranting. Itu mutilasi namanya.  Ditekuk-tekuk pula, agar arah tumbuhnya sesuai keinginan pembonsai.

Lagi pula, teknik bonsai itu aslinya diterapkan orang Jepang pada pohon, tanaman keras, berkayu. Semisal beringin, tamarin, cemara, baobab, maple, bungur, ginkgo, cypress, dan cedar.

Cara pengerdilan alami yang hendak kubagikan diterapkan pada tanaman hias tak berkayu. Tepatnya tanaman merambat dan tanaman sukulen (batang penyimpan air).  

Aku sudah menerapkan cara alami itu  pada tiga jenis tanaman hias.  Janda bolong, philodendron, dan daun dolar.  Ketiganya berhasil.

Begini caranya.  Pertama, cari tanaman hias yang ukurannya memang sudah kerdil atau mini.  Kalau punya taman dengan ragam tanaman hias, tipe simpang semacam itu bisa ditemukan di antara gerumbulan. Bahkan sangat mungkin juga di tempat pembuangan tanaman rusak atau bagian-bagian dari tanaman.

Pemanfaatan tanaman yang sudah kerdil itu untuk menghindari tindakan penganiayaan.  Semisal pemotongan akar, pemangkasan daun, dan pemotongan batang.  Ingat, ini cara alami.  Tanaman itu sudah memilih tumbuh kerdil, maka hargailah, biarkan dia tetap pada pilihannya.

Kedua, cabut dan pindahkan tanaman hias kerdil itu ke wadah atau pot tanam yang juga kecil.  Media tanamnya menyesuaikan dengan media tumbuh di tempas asalnya.  Mungkin tanah berpasir, pasir bertanah, kayu busuk, atau bahkan air.  Dia sudah nyaman tumbuh di media seperti itu. Ya, sudah, beri dia sesuai keinginannya.

Ketiga, setia dan telatenlah memelihara tanaman kerdil itu agar dia tetap hidup dalam ukuran mini sesuai kemauannya.  Sebagai tanaman hias, dia memang menyajikan keindahan dari sosok mininya. Barangkali dia penganut paham "Kecil Itu Indah" yang diperkenalkan E.F. Schmacher, ahli ekonomi Inggris kelahiran Jerman.

Pemeliharaan tanaman hias kerdil mini itu tak rumit. Cukup diberi sedikit air sekali dua hari dan dijemur sekali dua hari di pagi hari.  Lalu media tanamnya diganti sekali seminggu (kalau air) atau sekali sebulan (kalau tanah atau pasir).  Tapi kalau media tanamnya diganti dengan rockwool (serat mineral ringan dari bahan batuan), karena alasan pencegahan sarang nyamuk, waktu penggantiannya bisa lebih lama.

Nah, sesederhana dan semudah itulah caranya. Hasilnya terbilang indah, eksotis, seperti ditampilkan pada foto-foto sebagai berikut.

Janda bolong.  Tanaman hias janda bolong mini ini sudah kerdil dari sononya.  Dia seumuran dengan tanaman janda bolong berdaun lebar yang saya tampilkan pada artikel "Begini Cara Memperlebar Daun Tanaman Hias" di Kompasiana kemarin (26/05/2021).  Janda minicini tumbuh dalam pot kecil di tengah jepitan saudara-saudaranya yang gemuk normal.  

Janda bolong kerdil (bawah) ini seumuran dengan janda bolong berdaun lebar di belakangnya (atas) (Dokpri)
Janda bolong kerdil (bawah) ini seumuran dengan janda bolong berdaun lebar di belakangnya (atas) (Dokpri)
Agar tak mati sesak nafas, saya menyelamatkannya dengan cara memindahkannya ke dalam pot keramik berbentuk ikan.  Media tumbuhnya, tadinya pasir, saya diganti dengan air tanah. Tapi karena menjadi sarang nyamuk, saya ganti dengan rockwool bekas kangkung hidroponik.

Lihat betapa indah janda bolong  ketdil ini di atas meja gentong wadah pemiaraan ikan cupang.

Janda bolong mungil bersama ikan cupang (Dokpri)
Janda bolong mungil bersama ikan cupang (Dokpri)
Karena ukurannya yang mungil, kerap juga kubawa ke meja kerja untuk menemaniku "bekerja dari rumah" (work from home).  Pegal mata lihat layar komputer, alihkan ke janda mungil.  Langsung segar lagi, kantuk sirna seketika. 

Janda bolong mungil, teman kerja (Dokpri)
Janda bolong mungil, teman kerja (Dokpri)
Philodendron.  Philodendron mungil ini tadinya saya tanam sebagai pelapis tanaman hias pacing pentul. Mungkin karena persaingan hara dan faktor naungan, dia tumbuh kerdil, mengerumbul dengan daun sempitnya.  

Philodendron mungil ini seumuran dengan philodendron berdaun lebar di belakangnya (Dokpri)
Philodendron mungil ini seumuran dengan philodendron berdaun lebar di belakangnya (Dokpri)
Karena terlihat eksotis, si kerdil itu lalu kupindahkan ke pot mungil, lalu diletakkan di meja ruang tamu.  Lihatlah, dia menjadi primadona di situ, memancarkan keindahan yang tak biasa.

Philodendron mungil, primadona ruang tamu (Dokpri)
Philodendron mungil, primadona ruang tamu (Dokpri)
Daun dolar.  Tanaman daun dolar mini ini punya riwayat hidup pedih.  Aku menemukannya di pojok taman, di tumpukan bonggol-bonggol daun dolar yang pernah kubuang di situ.  

Daun dolar mungil ini dan daun dolar besar di belakangnya seumuran (Dokpri)
Daun dolar mungil ini dan daun dolar besar di belakangnya seumuran (Dokpri)
Karena tampilannya unik, juga eksotis, daun dolar kerdil itu kupindah ke dalam pot bekas eskrim. Kemudian ditempatkan dalam pot persegi di atas meja pojok di ruang tamu.  

Lihatlah, tidakkah dia memancarkan keindahan dari pojok ruangan? Begitulah caranya berterimakasih.

Daun dolar mungil eksotis di pojok ruang tamu (Dokpri)
Daun dolar mungil eksotis di pojok ruang tamu (Dokpri)
Demikianlah sekadar berbagi cara mendapatkan tanaman hias mini tanpa membonsai.  Bila tertarik, silahkan berburu tanaman hias kerdil di taman rumah sendiri.  Atau bisa juga di pinggir jalan. 

Barangkali saja di situ ditemukan tanaman hias yang mempertahankan hidupnya dengan cara mengerdilkan diri. Ambillah dia, tempatkan di wadah yang pantas. Lalu piaralah dia dan nikmatilah keindahan yang terpancar dari kekerdilannya.(efte)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun