Setelah mengagihkan artikel "Begini Cara Memperlebar Daun Tanaman Hias" (K. 26/05/2021), seorang rekan bertanya di grup perpesanan WhataApp (WA), "Kalau mempersempit daun, bagaimana caranya?" Maksudnya, membentuk tanaman hias mini.
"Gampang. Digunting saja sesuai keinginan," jawabku. Serius, saya tak sedang bergurau. Itu bisa dilakukan pada tanaman hias daun dolar (Zanzibar gem). Atau pada cocor bebek. Â Hasilnya, daun dolar atau cocor bebek mini.
Tapi itu bukan cara alami. Itu sadis. Menggunting daun tanaman hias itu ibarat menggunting daun telinga biar tak caplang. Sadis, bukan?
Caraku, sebagai penggiat pertanian alami, bukan seperti itu. Aku setia pada cara alami. Â Tanpa kekerasan.Â
"Berarti cara bonsai," kata rekan tadi. Â "Bukan," jawabku. Â Bukan pembonsaian. Sebab cara itu mengandung unsur kekerasan terhadap tanaman. Pemotongan akar, batang, dahan, dan ranting. Itu mutilasi namanya. Â Ditekuk-tekuk pula, agar arah tumbuhnya sesuai keinginan pembonsai.
Lagi pula, teknik bonsai itu aslinya diterapkan orang Jepang pada pohon, tanaman keras, berkayu. Semisal beringin, tamarin, cemara, baobab, maple, bungur, ginkgo, cypress, dan cedar.
Cara pengerdilan alami yang hendak kubagikan diterapkan pada tanaman hias tak berkayu. Tepatnya tanaman merambat dan tanaman sukulen (batang penyimpan air). Â
Aku sudah menerapkan cara alami itu  pada tiga jenis tanaman hias.  Janda bolong, philodendron, dan daun dolar.  Ketiganya berhasil.
Begini caranya.  Pertama, cari tanaman hias yang ukurannya memang sudah kerdil atau mini.  Kalau punya taman dengan ragam tanaman hias, tipe simpang semacam itu bisa ditemukan di antara gerumbulan. Bahkan sangat mungkin juga di tempat pembuangan tanaman rusak atau bagian-bagian dari tanaman.
Pemanfaatan tanaman yang sudah kerdil itu untuk menghindari tindakan penganiayaan. Â Semisal pemotongan akar, pemangkasan daun, dan pemotongan batang. Â Ingat, ini cara alami. Â Tanaman itu sudah memilih tumbuh kerdil, maka hargailah, biarkan dia tetap pada pilihannya.
Kedua, cabut dan pindahkan tanaman hias kerdil itu ke wadah atau pot tanam yang juga kecil. Â Media tanamnya menyesuaikan dengan media tumbuh di tempas asalnya. Â Mungkin tanah berpasir, pasir bertanah, kayu busuk, atau bahkan air. Â Dia sudah nyaman tumbuh di media seperti itu. Ya, sudah, beri dia sesuai keinginannya.
Ketiga, setia dan telatenlah memelihara tanaman kerdil itu agar dia tetap hidup dalam ukuran mini sesuai kemauannya. Â Sebagai tanaman hias, dia memang menyajikan keindahan dari sosok mininya. Barangkali dia penganut paham "Kecil Itu Indah" yang diperkenalkan E.F. Schmacher, ahli ekonomi Inggris kelahiran Jerman.
Pemeliharaan tanaman hias kerdil mini itu tak rumit. Cukup diberi sedikit air sekali dua hari dan dijemur sekali dua hari di pagi hari. Â Lalu media tanamnya diganti sekali seminggu (kalau air) atau sekali sebulan (kalau tanah atau pasir). Â Tapi kalau media tanamnya diganti dengan rockwool (serat mineral ringan dari bahan batuan), karena alasan pencegahan sarang nyamuk, waktu penggantiannya bisa lebih lama.
Nah, sesederhana dan semudah itulah caranya. Hasilnya terbilang indah, eksotis, seperti ditampilkan pada foto-foto sebagai berikut.
Janda bolong. Â Tanaman hias janda bolong mini ini sudah kerdil dari sononya. Â Dia seumuran dengan tanaman janda bolong berdaun lebar yang saya tampilkan pada artikel "Begini Cara Memperlebar Daun Tanaman Hias" di Kompasiana kemarin (26/05/2021). Â Janda minicini tumbuh dalam pot kecil di tengah jepitan saudara-saudaranya yang gemuk normal. Â
Lihat betapa indah janda bolong  ketdil ini di atas meja gentong wadah pemiaraan ikan cupang.
Lihatlah, tidakkah dia memancarkan keindahan dari pojok ruangan? Begitulah caranya berterimakasih.
Barangkali saja di situ ditemukan tanaman hias yang mempertahankan hidupnya dengan cara mengerdilkan diri. Ambillah dia, tempatkan di wadah yang pantas. Lalu piaralah dia dan nikmatilah keindahan yang terpancar dari kekerdilannya.(efte)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H