Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Bipang Menjadi Komoditas Politik Nasional

11 Mei 2021   06:40 Diperbarui: 11 Mei 2021   11:45 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan halnya para politisi ahli kutu, ya, biarin aja. Mereka memang hidup seperti kutu dalam tempurung, yang hanya bisa melompat setinggi tempurung. Walau tempurungnya sudah disepak kerbau, tinggi lompatannya tetap hanya setinggi tempurung. Sebab mereka terlatih melompat untuk hanya setinggi itu.  Tak lebih.

Seperti kata almarhum Gus Dur, selamanya mereka cuma jadi gelandangan politik. Mimpi jadi presiden pun tak akan. Bila sampai meteka mimpi jadi presiden, berarti mimpinya salah alamat.

Tapi para penjual bipang, bagaimanapun, wajib berterimakasih kepada para politisi ahli kutu itu. Berkat nyinyiran mereka, bipang Ambawang langsung viral. Gudeg, bandeng, syomai, dan pempek lewat semua. Omset bipang Ambawang melonjak sampai 100 persen. 

Luar biasa memang para politisi ahli kutu. Ternyata mereka adalah pemasar handal lewat teknik getok tular, word of mouth marketing.  

Barangkali, baik juga jika Pak Jokowi memanfaatkan jasa mereka sebagai pemasar produk spesifik etnis di Indonesia, semacam babi panggang Karo, babi guling Bali, dan babi bakar batu Papua. Mereka pasti sukaria memasarkannya dengan memainkan keahlian lambe turah tingkat dewa. (efte)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun