Akan halnya para politisi ahli kutu, ya, biarin aja. Mereka memang hidup seperti kutu dalam tempurung, yang hanya bisa melompat setinggi tempurung. Walau tempurungnya sudah disepak kerbau, tinggi lompatannya tetap hanya setinggi tempurung. Sebab mereka terlatih melompat untuk hanya setinggi itu. Â Tak lebih.
Seperti kata almarhum Gus Dur, selamanya mereka cuma jadi gelandangan politik. Mimpi jadi presiden pun tak akan. Bila sampai meteka mimpi jadi presiden, berarti mimpinya salah alamat.
Tapi para penjual bipang, bagaimanapun, wajib berterimakasih kepada para politisi ahli kutu itu. Berkat nyinyiran mereka, bipang Ambawang langsung viral. Gudeg, bandeng, syomai, dan pempek lewat semua. Omset bipang Ambawang melonjak sampai 100 persen.Â
Luar biasa memang para politisi ahli kutu. Ternyata mereka adalah pemasar handal lewat teknik getok tular, word of mouth marketing. Â
Barangkali, baik juga jika Pak Jokowi memanfaatkan jasa mereka sebagai pemasar produk spesifik etnis di Indonesia, semacam babi panggang Karo, babi guling Bali, dan babi bakar batu Papua. Mereka pasti sukaria memasarkannya dengan memainkan keahlian lambe turah tingkat dewa. (efte)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H