Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Admin Kompasiana, Tolong Lebih Terbuka

12 Maret 2021   16:00 Diperbarui: 12 Maret 2021   18:02 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto:piqsels.com)

Beritahu kepada kami kata-kata kunci yang menjadikan suatu artikel masuk karantina atau dihapus, karena dinilai menista pihak lain.  Jika kami diberitahu kata-kata kunci itu, maka kami bisa terhindar dari penulisan dan penayangan artikel penistaan di Kompasiana.

Di dalam sutu rumah yang sehat secara sosial, katakanlah rumahtangga, harus jelas apa yang boleh dan tidak boleh.  Itu harus menjadi kesepakatan bersama.  Bukan sepihak, misalnya dari orangtua. Jika sudah menjadi kesepakatan, maka pelanggaran bisa diganjar sanksi yang juga sudah disepakati. 

Di rumah Kompasiana, jika kata-kata terlarang itu hanya diketahui Admin K, maka itu namanya ketidakadilan dan anti-demokrasi.  Itu sama saja Admin K menyiapkan jebakan betmen untuk Kompasianer. Lalu, bila ada Kompasianer yang kerap melanggar, langsung dimasukkan ke dalam program pengawasan.  Aih, ngeri kalilah Admin K ini.

Sekali lagi, ini adalah permohonan, bukan kritik. Mohon Admin K lebih terbuka, lebih demokratis, sehingga kami Kompasianer tidak selalu kebat-kebit menulis artikel kritik yang bernada keras di Kompasiana.  

Atau sekurangnya saya tidak selalu khawatir setiap kali menulis artikel kritik tentang sikap beragama tokoh-tokoh politik atau tokoh masyarakat.  Padahal itu kritik terhadap sikap beragama, lho, bukan kritik terhadap agama.  Saya khawatir sistem K tak bisa membedakannya.

Terhadap permohonan ini, mudah-mudahan Admin K tidak bersikap arogan dengan bilang, "Ini aturan Kompasiana, kalau gak suka, gak usah nulis di mari."  Lha, kalau ngomongnya begitu, ngapain bilang "Kompasiana rumah kita bersama."?  (*)

Catatan:  Baru saja saya dikabari rekan Kompasianer ada artikel yang lolos tayang di Kompasiana, tentang larangan miras, yang mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama di luar konteks.  Apakah sistem K gagal berempati pada orang yang berpegang pada Perjanjian Lama sebagai Kitab Suci-nya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun