Kedua, soal komitmen Admin K. Â Saya terus terang meragukan komitmen Admin K untuk mencerdaskan pembaca Kompasiana. Â Jika benar komitmennya begitu, maka pasti artikel yang mencerdaskan, informatif dan edukatif, seperti artikel Daeng Khrisna itu akan di-AU-kan. Â Agar tingkat keterbacaannya lebih besar, sehingga akan lebih banyak pembaca yang ikut tercerdaskan.Â
Atau mungkin Admin menilai artikel Daeng Khrisna itu membodohi atau mendungukan pembaca? Baiklah, tunjukkan pada saya dengan cara bagaimana artikel itu mendungukan pembaca.
Kalau ada artikel yang mendungukan, maka itu adalah artikel-artikel "bagaimana cara". Â Semisal bagaimana cara membuat anak, lima tip membuat CV yang memukau tapi bohong, tip menulis artikel agar langsung menjadi AU, dan hal-hal lain yang tak perlu-perlu amat. Â Anehnya, artikel-artikel semacam itu justru dapat label AU. Â
Tentu saja Admin K punya previlis untuk menentukan mana artikel "Tanpa Label", mana "Plihan" saja, mana AU, mana yang dihapus. Â Tapi kalau artikel Daeng Khrisna yang saya persoalkan itu tidak AU, maka saya harus katakan, "Itu previlis yang membunuh!"
Saya sebenarnya sudah berjanji tidak mengritik Admin K tahun ini. Â Tapi Admin K menurut saya sudah bertindak tidak profesional dalam kasus artikel Daeng Khrisna ini. Â Karena itu saya cabut janji saya. Â Sebab berharap Daeng Khrisna sendiri untuk protes, sama saja dengan menunggu kodok berjenggot.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H