Sabtu, 20 Februari 2021, pukul 00.30 WIB
Saya tersentak dari lelap yang baru sejenak. Gerujuk deras air dari pancuran talang halaman belakang rumah membangunkanku. Istriku juga terbangun olehnya. Â Hujan deras mengguyur Gang Sapi, pasti juga Jakarta.
Sesuai anjuran Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, pekarangan belakang yang sempit itu saya jadikan kolam penampungan sementara air. Agar air hujan tak lari ke sungai. Tapi meresap masuk ke dalam tanah.
Saya dan istri waswas. Curah hujan sangat lebat. Debit serap tanah lebih kecil dibanding debit curah hujan. Permukaan genangan air sudah menjilat-jilat garis lantai dapur.
Berdasar pengalaman di awal Januari 2020, jika permukaan air di kolam penampungan sudah setinggi itu, Jakarta pasti sudah kebanjiran. Setidaknya sektor timur Gang Sapi, Pejagalan sampai Pondok Karya, yang dialiri anak Kali Krukut, dan sektor Barat, Kemang sampai Pulo, yang dilewati Kali Krukut, pasti terendam banjir.
Kepungan banjir tinggal menunggu fajar. Mata sulit terpejam. Curah hujan masih deras. Dini hari kami, istei dan saya, lewati antara tidur dan taktidur.
Sabtu, 20 Februari 2021, pukul 04.30 WIB.
Saya dan istri terbangun. Atau sebenarnya sudah beberapa waktu terbangun. Mungkin istriku lebih dulu. Hujan sudah reda, sesekali gerimis. "Kemang terendam banjir," istriku meneruskan kabar dari media online yang dipantaunya.
Kemang banjir bukan berita mengejutkan. Hanya membuktikan perkiraan kami. Sejak Anies Baswedan melakukan betonisasi pada seluruh trotoar Kemang Raya, Kemang I, dan Taman Kemang, kami sudah menduga, kawasan itu pasti akan tenggelam saat hujan lebat.
Trotoar di kawasan Kemang itu telah dibeton tahun 2019 untuk mendukung wisata kuliner dan hiburan malam. Dinilai menghalangi pejalan kaki, pohon-pohon angsana dan pule tua juga ditebang. Â Diganti dengan pohon-pohon baru.
Apa yang dilakukan di situ telah menghilangkan area atau jalur resapan air hujan. Bila hujan turun deras, jalan berubah menjadi sungai dadakan yang mengantar air ke Kali Krukut. Tapi air Kali Krukut juga naik dan limpas ke bantaran. Maka banjir tak terelakkan.