Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebelet Viral, Tirulah Pandji Pragiwaksono

23 Januari 2021   17:11 Diperbarui: 24 Januari 2021   15:30 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, apakah Prof. Thamrin benar mengungkap peran FPI itu dalam rangka perbandingan  dengan NU dan Muhammadiyah yang dinilainya jauh dari rakyat, khusysnya rakyat miskin perkotaan?

Ketiga, jika di bawa ke konteks sosial-politik masa kini (2020-2021), apakah pernyataan Prof. Thamrin yang disampaikan tahun 2012 itu madih relevan?

Saya menduga, pernyataan itu adalah opini Prof. Thamrin tentang FPI tahun 2012, tak membanding dengan NU dan Muhammadiyah, dan tak relevan dipinjam untuk menilai FPI tahun 2020-2021. Karena itu Pandji sebenarnya telah meminjam otoritas keprofesoran Prof. Thamrin,  bukan pernyataannya yang tak lagi valid itu, untuk memagari pandangannya tentang "kebaikan" FPI. 

Langkah pembandingan dengan NU dan Muhammadiyah tak lebih dari cara sesat untuk mengglorifikasi "kebaikan" FPI. Sekaligus untuk "menyalahkan" pemerintah yang melarang seluruh aktivitas FPI.

Dua pendekatan itu, komparasi taksetara dan peminjaman otoritas, terbukti telah melontarkan Pandji ke tataran isu viral di jagad maya. Memang itulah yang diharapkannya: viral dengan humor satiris tentang FPI yang, secara terselubung, diposisikan sebagai "Katak yang Sombong."

Cara Pandji itu, menurut hemat saya, bagus untuk ditiru oleh siapapun yang kebelet viral dengan cara yang tak etis. Tak etis, karena dalam kasus itu, Pandji sejatinya telah merendahkan enam pihak sekaligus: FPI, NU, Muhammadiyah,  Prof. Thamrin A  Tomagola, warganet pengakses, dan dirinya sendiri.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun