Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Raffi dan Ribka Meremehkan Jokowi

14 Januari 2021   12:01 Diperbarui: 14 Januari 2021   14:01 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi menerima suntikan pertama vaksin Covid-19 untuk Indonesia (Foto: kompas.com/istana presiden/agus suparto

Ini alasan Ribka tidak sudi divaksin.  Pertama, uji klinis vaksin Sinovac itu belum rampung, tapi sudah langsung impor dari Cina. Kedua, terkait itu, jangan sampai ada kepentingan bisnis segelintir pencari rente di balik program vaksinasi Covid-19 itu.  

Dua alasan yang masuk akal, tapi jika dalam situasi santuy.   Masalahnya sekarang ini tak ada santuy-santuynya. Ini lagi krisis, Kawan. Kita berkejaran dengan waktu yang setia berlari.  Perlu gerak cepat menghempang laju peningkatan pandemi Covid-19.  Maaf saja, idealisme seperti dipanggungkan Ribka tak guna menghempang laju pandemi.

Di mana letak sikap meremehkan Jokowi dalam kasus ini?  Begini, Kawan.  Pak Jokowi itu adalah komandan dari segala komandan perang Covid-19 di Indonesia.  Pastilah dia sudah mendapat masukan dari pasukannya, dan menimbangnya bijak, sebelum memutuskan kebijakan percepatan program vaksinasi Covid-19.  Termasuk di situ mengganti Menteri Kesehatan dengan sosok yang, mungkin, lebih ahli dalam manajemen risiko dan cergas dalam gerak kerja.  Untung rugi pasti sudah dihitung cermat. 

Jadi, ketika Ribka menyatakan penolakan terhadap vaksinasi tanpa menawarkan satu pun alternatif, berarti dia sedang meremehkan Jokowi sebagai Presiden yang mengambil keputusan.  Sekurangnya, jika tak punya alternatif, ya, coba digali mitigasi risiko vaksinasi itu, jika benar ada risikonya. Ini, Bu Ribka yang terhormat langsung main tolak aje. Apa bedanya Ribka dengan Fadly Zon?  

Kata Poltak, Ribka itu ogah disuntik vaksin Sinovac karena vaksin ini dipatok untuk warga usia 18-59 tahun. Sementara Ribka sudah 61 tahun. Ah, sudah lansia rupanya.  Tolong tetap galak, tapi wajib bijak, Bu Ribka.

***

Sikap dan tindakan Raffi dan Ribka itu mencerminkan satu kendala besar dalam upaya kita memerangi Covid-19.  Kendala yang saya maksud adalah kemiskinan sosial.  Indikasinya miskin empati  sosial, terbaca dari tanggungjawab sosial yang rendah.  

Raffi yang abai protokol Covid-19 setelah disuntik vaksin adalah cermin tanggungjawab sosial yang rendah.  Miskin empati. Tak perduli tindakannya dapat memicu persebaran Covid-19 yang membahayakan orang sekitarnya.  "Dia, sih, enak.  Udah dapat vaksin. Langsung kebal. Lha, kita?" Begitu gerutu Poltak.

Ribka juga begitu.  Minus tanggungjawab sosial dalam situasi krisis. Sikap seperti itu akan menggalaukan masyarakat yang sudah sangat ingin mendapat vaksin Covid-19.  Sementara pemerintah sudah berusaha mati-matian memenuhi harapan masyarakat secepat mungkin dengan risiko sekecil mungkin.  Bukankah lebih bijak jika Ribka cukup mengingatkan pemerintah tentang mitigasi risiko vaksinasi?  

Soal Ribka ogah divaksin tak usah diumbarlah.  Besok silahkan vaksinasi mandiri  dengan vaksin terbaik di dunia.  Mau vaksinasi tiap hari juga boleh.

Lihatlah, Kawan.  Kekayaan ekonomi itu tak berbanding lurus dengan kekayaan sosial.  Raffi dan Ribka pasti kaya-raya secara ekonomi.  Tapi, terindikasi dari sikap, perkataan, dan tindakannya, mereka berdua diduga menderita kemiskinan sosial.  Di sisi itu, mungkin mereka berdua perlu mendapat perhatian khusus dari Mensos Risma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun