Pengakuan Daeng Khrisna cocok dengan model asongan itu. Keahlian utama menulis. Tapi kalau penghasilan dari tulisan seret, ada keahlian lain yang siap didayagunakan. Keahlian sebagai pembicara, trainer, motivator, dan mentor. Untungnya semua itu masih keahlian turunan dari keahlian utama menulis.
Saya pikir, begitulah dua artikel Daeng Khrisna, Â "Jangan Mau Jadi Penulis" (K. 26/12/2020) dan "Jangan Malu Jadi Penulis" (K. 1/1/2021) sebaiknya dipahami. Jelas dari paparan itu, menjadi penulis itu berat, Â kamu yang (rentan malu) tak akan kuat. Biarlah para manusia kuat dan pemberani yang menjadi penulis.
Saya, suatu ketika, berharap bisa jadi penulis. Bukan seperti Daeng Khrisna yang sedari awal sudah memutuskan pilihan menjadi penulis. Tapi, mungkin, seperti Pak Tjiptadinata yang menjadi penulis setelah pensiun dari pekerjaan utama.
Saya mau dan pasti tidak akan malu jadi penulis. Sebab saya ingin menjadi manusia kuat.(*)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H