Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #025] Perpisahan dengan Si Harbangan

2 November 2020   21:20 Diperbarui: 4 November 2020   07:54 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kenapa dia tidak mati saja dulu waktu meloncat ke dalam tong air," rutuk Poltak dalam hati. Mendadak, di hatinya timbul rasa marah dan benci kepada Parandum.

Di puncak bukit Partalinsiran, suaka anak-anak Panatapan, Poltak menumpahkan airmatanya. Airmata kesedihan, kebencian, dan kemarahan karena harus berpisah dari Si Harbangan.  

Selama ini kerbau jantan itu telah saling-dukung dengan Poltak.  Di setia membantu Poltak menjaga kerbau-kerbau betina dari incaran para pejantan hidung belang. Dia mambawa Poltak memenangi balap ketbau melawan Bibsa dan Bistok di padang Holbung.

Dari atas bukit, dengan hati patah, Poltak menyaksikan Si Harbangan dituntun pergi oleh Amani Marolop. Kerbau itu menolak ikut, sehingga harus ditarik paksa.  Seorang teman toke kerbau itu melecut bokong Si Harbangan dengan batahi, agar mau berjalan.  

"Harbangan!" Poltak berteriak sekeras-kerasnya, marah, tak terima perlakuan kasar pada Si Harbangan.  

Di bawah tatapan sedih Poltak, Si Harbangan dituntun toke kerbau itu meninggalkan Panatapan ke arah barat. Saat Si Harbangan belok ke jalan besar, lalu hilang dari pandangan, sontak Poltak merasa ada yang hilang dari dirinya. Sesuatu yang sangat berarti.

Terpicu oleh suatu daya yang tak dimengertinya, mendadak Poltak berbalik, berteriak sekuat-kuatnya, lalu berlari ke arah timur. Limapuluh meter di depannya ada sebuah tebing. Di dasar tebing itu air pancuran terlihat kecil. (Bersambung)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun