Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #024] Pemabuk Kecil Siap Terbang

28 Oktober 2020   17:05 Diperbarui: 2 November 2020   14:23 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak seorangpun tahu, Poltak diam-diam sudah menenggak tuak na tonggi tadi.  Tanpa sadar tuak na tonggi itu hanya istilah.  Sebenarnya tuak itu sudah diberi raru sehingga beralkohol. Poltak tidak sadar dirinya kini sedang mabuk tuak.

Dibimbing oleh kakeknya, akhirnya Poltak berhasil juga menyulangkan makanan dan meminumkan tuak kepada kakek-nenek buyutnya.  

Semua hadirin lega, puas, dan bahagia. Semua beranggapan bahwa leluhur telah hadir di tengah mereka.

Acara manulangi dan makan bersama usai sudah. Sambungannya, sesuai janji, kakek-nenek buyut Poltak membagikan warisan untuk anak-anaknya. Sawah, rumah dan pusaka keluarga.

Keputusan orangtua tentang warisan itu mutlak. Tidak seorangpun boleh mendebatnya. Keadilannya tak boleh diragukan.  Hula-hula dan boru menjadi saksinya.  

Poltak tidak tertarik dengan urusan pembagian warisan itu.  Dia ingin turun ke halaman, mencari udara segar.  Di dalam rumah terasa sumpek baginya.   

Dia lalu bangkit, terhuyung, melangkah ke arah jendela yang terbuka.

"Oi, Poltak! Mau kemana kau!"  Kakek nomor empat, Ama Rotua,  berteriak.

"Hah. Apa. Mau terbang ke luar," sahut Poltak datar, tanpa ekspresi, sambil mendekati bibir jendela. Memang dia merasa tubuhnya seakan terbang melayang.

"Oi, Parandum!  Tangkap Si Poltak itu," Ama Rugun, kakek bungsu, berteriak, khawatir.  Seketika suasana menjadi heboh. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun