"Sudah sembuh! Coba gerakkan tanganmu," Ompung Toruan menyudahi aksi penyembuhannya.
Poltak menggerakkan dan memutar-mutarkan lengan kanannya ke segala arah dengan beragam gaya. Â Ajaib. Â Sembuh total. Â Kembali seperti sedia kala. Memang saktilah ompungnya itu.
"Ayo, minum teh manis dulu kita. Â Ada lampet panas ini," Â Ompung Toruan menawarkan hidangan idaman Poltak di pagi hari. Seketika Poltak lupa pada sakit giginya yang sedang kambuh.
"Ompung ni Poltak! Kenapa cucuku! Katanya tangannya patah kena alu lesung!" Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari arah depan rumah Ompung Toruan. Â
Itu suara kakek Poltak. Selayaknya suami-suami Batak. Marah dulu sebelum perkara terang.Â
Secara getok-tular, seseorang telah mengabarkan kondisi Poltak kepadanya. Â Berita yang sampai ke telinganya, "Tangan Poltak patah ditimpa alu lesung. Â Sedang diobati ompungnya di Toruan."
"Ompung ni Poltak! Â Kau tak bisa menjaga cucuku, ya. Habislah kau!" Â Kakek Poltak berteriak marah sambil berlari menaiki tangga, lalu memburu masuk ke dalam rumah. (Bersambung)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H