Mulai pada hari ini sampai hari yang akan datang, tali persahabatan kami bertiga tidak akan pernah putus. Bertiga kami menjadi satu, satu hati, satu derita, satu rejeki.
Kuat akar bambu lebih kuat akar padang, kuat kata-kata hukum lebih kuat kata-kata perjanjian"]
"Ima tutu!" Binsar, Bistok dan Poltak menyerukan kesepakatan. Â Ima tutu, sepakat seperti itu. Â
"Horas! Horas! Horas!" Â Bertiga, mereka berseru tiga kali.
"Horas, Ompum ma!" Â Tiba-tiba sebuah bentakan keras menggelegar dari punggung bukit Pardolok.
Poltak, Binsar, Bistok tersentak kaget. Â Tiga jantung kecil nyaris copot dari tampuknya. Â
Serentak mereka bertiga menoleh ke arah punggung bukit. Â
Di atas sana, Ama Ringkot berdiri berkacak pinggang. Â Rona wajahnya mengeras. Tegang. Marah. (Bersambung)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H