Lagi pula, urusan anak-anak biarlah diselesaikan anak-anak sendiri. Â Tak perlu sampai ke orang tua. Sebab orang tua mereka lebih suka menyelesaikan masalah anak-anak dengan batahi, cambuk rotan untuk kerbau.
"Jadi? Bagaimana?" Â Tongam bertanya tidak sabaran.
Poltak saling-pandang dengan Binsar dan Bistok. Kedua temannya itu menggeleng. Tanda hampa ide.
Berarti  Poltak sendiri yang harus menemukan cara penyelesaian. Jidatnya yang lebar mulai berkerut-merut, tandanya dia sedang berpikir keras. (Bersambung)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!