Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #002] Dukun Beranak Spesialis Kerbau

4 September 2020   16:30 Diperbarui: 6 September 2020   13:33 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disain Sampul: Felix Tani; Foto: erabaru.net

 


"Boa ...!"  Poltak berteriak dari bibir tebing, di gigir timur Kampung Panatapan. 

Di bawah sana, di ceruk lembah kecil, ada pancuran kampung. Satu-satunya sumber air bersih untuk seluruh warga Panatapan.

Panatapan itu hanyalah kampung kecil. Penghuninya hanya tujuh rumahtangga. Termasuk rumahtangga kakek-nenek Poltak.  

Pancuran itu sumber air yang tiada habisnya untuk Panatapan. Untuk keperluan mandi, cuci, minum dan pengairan sawah di hilirnya.

"Boa ...!  Sekali lagi Poltak kecil berteriak. Sore hari adalah waktu perempuan mandi, cuci dan mengambil air minum di pancuran.  

Laki-laki yang hendak lewat pancuran harus meneriakkan kata "boa". Artinya, harafiah,  "pemberitahuan".

Hal sebaliknya juga begitu. Kalau kebetulan ada laki-laki mandi, lalu ada perempuan mau lewat, atau hendak ke pancuran, dia harus meneriakkan "boa" juga.

Itu etika. Jangan sampai kejadian perempuan mandi telanjang di pancuran, tiba-tiba laki-laki datang atau lewat tanpa ijin. Tak beradat namanya itu.

"Boa!" teriakan balasan para perempuan terdengar dari pancuran. Artinya, mereka sudah siap, menutup barang-barang yang perlu ditutupi. Laki-laki boleh lewat.

Kerbau-kerbau Poltak ditambatkan di padang penggembalaan di sebelah timur kampung. Dia harus melewati lembah pancuran itu dan dua bukit lagi untuk tiba di sana.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun