Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

"The One Million Rupiah Man" dari Bali

21 Agustus 2020   22:29 Diperbarui: 22 Agustus 2020   09:22 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***
Sebagai orang Indonesia, apakah saya malu pada orang Jepang atau dunia gara-gara The One Million Rupiah Man itu?  

Tidak, sama sekali.  Mestinya turis Jepang itulah yang malu. Memviralkan kedunguannya sendiri. Lha, wong disuruh bayar maksimal Rp 1 juta, kok ya mau-maunya bayar Rp 900.000.  

Menurut UU Nomor 22/2009 denda untuk kelalaian tidak menyalakan lampu sepeda motor itu maksimal Rp 100,000, lho. Bukan maksimal Rp 1 juta. 

Jadi turis tuh ngerti UU Lalu Lintas dikit, nape Jangan langsung main geber sepeda motor di jalanan.

Si Turis mempertontonkan pula moral bobroknya dengan menyogok polisi Rp 900,000. Penyogok dan penerima sogok, kan, sama bobroknya.

Lagi pula, turis Jepang itu kok ya percaya saja The One Million Rupiah Man itu benar seorang polisi.  Bisa saja dia polisi gadungan bukan? 

Untunglah Kepolisian Jembrana jujur mengakui oknum itu memang  polisi sungguhan. Padahal ada peluang berkelit. Bravo polisi Jembrana.

Walaupun kasus ini viral, santuy sajalah. Biasanya, sebentar lagi juga dilupakan. Perilaku medsos, ya,  macam itulah.

Dulu, misalnya, pernah viral jidat seorang ketua partai yang benjol segede bakpao gara-gara mobilnya menabrak tiang listrik. Lalu hilang begitu saja. Kasihan tiang listriknya. Sudah sempat ngetop, eh, tiba-tiba dilupakan jasanya.

Begitulah.  Manusia itu rupanya lahir untuk menjadi pemberita yang pelupa.  Hari ini heboh, besok sepi. Lalu, nanti, hal serupa terulang lagi.

Percayalah, waktu tidak bergerak dalam garis lurus, melainkan dalam garis lingkaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun