Barangkali, upacara Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2020 ini harus dimaknai sebagai momentum pernyataan rasa krisis dan keprihatinan nasional, terkait pandemi Covid-19. Â
Pemerintah Pusat sudah memanggungkan  rasa krisis dan keprihatinan, dengan menggelar upacara yang bersahaja, sebagai teladan bagi segenap warga negara. Demi menaklukkan Covid-19,  kita memang harus mengorbankan kemegahan, tapi tak boleh kehilangan makna sebuah perayaan.
"Jika negara saja hanya menggelar upacara yang sahaja, maka mengapa pula warga Gang Sapi harus bersedih karena 17 Agustus tidak datang seperti biasanya?" Gumam Poltak dalam hati.Â
Tidak memperingati HUT kemerdekaan secara riuh-rendah, tidak berarti  kita kehilangan kemerdekaan itu, bukan?
"Apa sih kemiskinan sosial itu? Apa hubungannya dengan pandemi Covid-19?" tanya Poltak bernafsu.Â
Wah, memang susah bicara dengan Poltak, si lelet mikir itu. Lain kali saja dijelaskan lagi. Artikel ini hanya berkisah soal absennya 17 Agustus di Gang Sapi Jakarta.
Saya pikir, tak ada lagi yang perlu disampaikan di sini kecuali satu kata: MERDEKA!(*)
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI