Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kontemplasi

29 Juli 2020   06:55 Diperbarui: 29 Juli 2020   08:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi senja di Bromo (Foto: airyrooms.com)

Lembayung ada di senja yang kudamba. Kukejar menghulu ke pucuk puncak gunung. Menghilir ke bibir gigir samudera. Demi satu sensasi. Refleksi lembayung senja di pelupuk mataku. 

Adakah yang lebih indah?

Senja di uzur adalah lembayung di jiwaku. Kutunggu jauh hari sejak tangis pertama meledak di kelahiran. Jangan ada lagi air mata. Di batas lembayung senja  dan gulita malam itu terbuka gerbang keabadian. Di sana Tuhanku menunggu. 

Adakah yang lebih kurindu?(*)

Gang Sapi Jakarta, 29.07.20, diiringi komposisi "Gabriel's Oboe"-nya Morricone.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun