Sekarang, coba akui secara jujur, selama tujuh semester itu berapa jumlah makalah perkuliahan yang telah kamu tulis? Â Kalau kamu bilang tidak ada, berarti kamu bolos kuliah selama tujuh semester.
Jika kamu kuliah di program studi yang terhimpun dalam gugus Sains dan Teknologi, maka kamu pasti sudah terbiasa menulis laporan hasil percobaan di laboratorium atau di lapangan, bukan? Â Â
Jika setiap minggu kamu dua kali melakukan percobaan, berarti kamu menulis dua laporan, bukan? Â Sekarang, masih bilang, "Tidak bisa menulis (laporan)?"
Begitu pun, jika kamu kuliah di program studi yang terhimpun dalam gugus Ilmu Sosial dan Humaniora, maka kamu pasti sudah terbiasa menulis makalah akhir perkuliahan, bukan? Belum lagi makalah-makalah kecil migguan. Jangan bohong, aku bukan orangtuamu.Â
Aku coba hitung-hitung, selama tujuh semester, seorang mahasiswa telah menulis sekurangnya 20 judul laporan atau makalah. Itu paling sedikit, lho. Kurang dari itu berarti dosen-dosenmu memble atau kamu kuliah di perguruan tinggi "penjaja ijazah".
Sekarang coba pikir hal ini. Â Kamu sudah pernah menulis sedikitnya 20 judul laporan atau makalah. Lalu kamu masih bilang, "Menulis skripsi itu susah sekali." Â Apakah perkataanmu itu masuk akal? Â Jelas tidak, bukan? Â Kamu telah membohongi dirimu sendiri.
Jika kamu sudah pernah menulis 20 judul makalah atau laporan perkuliahan maka kamu tidak akan mengalami kesulitan berarti untuk menulis skripsimu. Menulis makalah ilmiah dan skripsi itu sama kaidahnya. Â
Tapi tentu soalnya akan lain jika 20 judul makalah itu ditulis oleh teman yang kau sogok dengan segelas kopi dan semangkuk bubur kacang ijo.
Setelah kujelaskan seperti itu, masihkah kamu ngotot bilang "Menulis skripsi itu sulit sekali?" Kalau aku dosen pembimbingmu, jangan coba-coba bilang begitu kepadaku. Â Kamu akan kusuruh mengulang kuliah lagi dari Semester Pertama.
***
Aku sebenarnya hanya ingin mengingatkanmu. Kesulitan dalam penulisan skripsi itu bukan pada tahap penulisan hasil (laporan) riset. Â Tapi dalam tahap-tahap penyusunan usulan riset dan pengolahan serta analisis data. Â Mahasiswa umumnya, dengan kadar yang berbeda satu sama lain, terkendala pada dua tahap itu.