"Tahukah kamu, kawan? Â Poltak baru menjadi 'ayam jantan yang bertelur', menelurkan karangan, sekitar enam tahun sejak disumpahi gurunya di SD," Â kataku pada kawan yang gemar membantah itu.
"Kamu sudah dengar ceritaku, bukan? Â Poltak tak pernah diajari cara menulis cerita. Â Guru-gurunyanya selalu gagal mengajarinya."
"Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya temanku setengah putus asa.
"Jadilah ayam jantan yang bertelur, lalu berkoteklah!" teriakku sengit, meniru guru Poltak. Â Aku pikir, kapan lagi bisa melampiaskan dendam Poltak pada gurunya kalau bukan sekarang. Just kidding, kawans.(*)
*)Artikel ini adalah versi humor dari artikel "Intuisi, Serendipitas dan Kompasianer Om Gege nan 'Lancang'" (K.19.07.20)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H