Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Ade Armando Musuh Segala "Kadrun"?

5 Juni 2020   10:05 Diperbarui: 5 Juni 2020   19:21 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan segala maaf, mohon ijin menggunakan istilah pejoratif "kadrun" di sini. Istilah yang, jujur, saya tidak suka.

Istilah ini tidak ada dalam KBBI. Dia lahir dari rahim "politik olok-olok" sewaktu dan pasca-Pilpres 2019. 

Istilah "kadrun", singkatan "kadal gurun", itu menunjuk pada "aktivis dan simpatisan politik keagamaan anti-Jokowi yang kearab-araban." (1,2)

Saya tidak yakin  ada "kadrun" dalam pengertian itu di negeri ini?  Itu cuma pelabelan sosial.  

Itu sebuah stereotip. Dikenakan sekelompok mahluk politik kepada sekelompok mahluk politik lain yang dianggap berseberangan.  

Lalu apa hubungan "kadrun" dan Ade Armando? Sehingga muncul frasa "musuh segala kadrun"?

Ade Armando itu aktivis politik kritis.  Lewat seri video "akal sehat" di saluran Cokro TV-Youtube, Ade tak lelah-lelahnya menganjurkan penggunaan "akal sehat" di semua bidang kehidupan.

Dalam video-videonya Ade, akademisi UI, itu kerap merujuk pada "kadrun" sebagai mahluk sosial yang tak punya akal sehat. Bagi Ade "kadrun" adalah kaum "sesat pikir" atau "Si Dungu."

Karena Ade adalah pembela akal sehat sedangkan "kadrun" penganut sesat pikir, maka antara Ade dan "kadrun" terbangun "permusuhan".  

Tapi, pertanyaannya, siapa sebenarnya memusuhi siapa? Ade itukah yang memusuhi "kadrun" atau sebaliknya?

***
Soal siapa memusuhi siapa, nanti disimpulkan di akhir.  

Sekarang soal akal sehat dan akal sakit atu sesat pikir dulu.  Ada satu kasus aktual untuk mengujinya yaitu somasi Pemuda Muhammadiyah Jateng pada Ade Armando.(3, 4)

Pangkal soalnya ujaran Ade di Facebook-nya dilansir dari detikcom (1/6/2020): "Isu pemakzulan Presiden digulirkan Muhammadiyah. Keynote Speakernya Din Syamsudin, si dungu yang bilang konser virtual Corona menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat."  

Ujaran itu dituliskan Ade menanggapi  webinar "Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Masa Pandemi Covid-19." Webinar ini digelar Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (MAHUTAMA) dan Kolegium Jurist Institute (KJI) pada 1 Juni 2020.

Dengan ujaran itu, Ade dianggap telah memfitnah dan mencemarkan nama baik Muhammadiyah dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin. Karena itu dia disomasi untuk mencabut ujarannya dan meminta maaf secara terbuka kepada Muhammadyah dan Din Syamsuddin.

Ade telah meminta maaf kepada Muhammadiyah, setelah ada klarifikasi Anwar Abbas, Ketua PP organisasi itu, bahwa MAHUTAMA  telah mencatut nama Muhammadiyah. 

Artinya, Ade telah mencabut frasa "Isu pemakzulan Presiden digulirkan Muhammadiyah" dari ujarannya.  

Tapi Ade tidak mencabut ujarannya terkait Din Syamsuddin dan menolak minta maaf pada tokoh ini.   

Bagi Ade, perkataan Din bahwa "konser virtual Corona menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat" adalah ujaran "dungu", tidak konsisten dengan "akal sehat".

Ade bersedia mencabut ujaran itu dan minta maaf hanya dengan satu syarat:  Din Syamsudin harus menjelaskan ujarannya bahwa pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat terkait konser virtual yang diprakarsai BPIP pada 17 Mei lalu untuk menggalang dana bantuan korban Covid-19.

Maksud Ade, jika Din Syamsuddin dapat menjelaskan bahwa ujarannya itu sesuai kaidah logika, akal sehat, maka Ade akan minta maaf dan mencabut ujarannya.

Sayangnya Din Syamsuddin menolak untuk mempermasalahkan ujaran Ade. Alasannya, menanggapi pernyataan tak berdasar dan bernuansa kebencian seperti itu hanya akan merendahkan harkat dan martabat. Dia lebih memilih mendoakan Ade agar diberiNya hidayah.(5)

Sebenarnya bisa diperdebatkan apakah benar ujaran Ade "tak berdasar" (terkait fakta) dan "bernuansa kebencian" (opini). 

Tapi sudahlah. Din Syamsuddin sudah menutup kasusnya dengan sebuah argumentum ad hominem yang amat halus.

Tak urung, tetap ada "orang lain" yang kebakaran jenggot.  Tengku Zulkarnain, Wasekjen MUI bilang, "Pernyataan 'dungu' itu dia lontar atas kapasitas sebagai apa? UI semestinya menegur resmi."  Novel Bamukmin, PA 212 bahkan minta UI memecat Ade karena ujarannya itu. (6, 7)

Pakai akal sehat saja, Bung. Ade menyatakan itu dalam kapasitasnya sebagai warga negara RI yang dijamin haknya berpendapat. Bukan sebagai dosen UI.  Jadi tak ada dasar hukum bagi UI untuk menegurnya. Apalagi memecatnya dari UI.  

***
Ini bukan kasus pertama Ade digugat dan bahkan diadukan ke Polri karena ujaran-ujarannya yang dinilai merendahkan Islam, umat Islam, tokoh Islam, dan tokoh yang diklaim mewakili Islam.

Tahun 2017 Ade sudah pernah diadukan ke Bareskrim Polri karena ujaran "Allah bukan orang Arab" dan meme "Rizieq Shihab berbusana Sinterklas."  

Lalu tahun 2018 diadukan karena ujaran "Polri harus menunjukkan FPI bukan anjing binaannya" dan ujaran "azan tidak suci." 

Terakhir diadukan karena meme "Anies berias rupa Joker" (2019) dan ujaran "FPI organisasi preman bangsat" (2020). (8)

Tapi tak satupun dari kasus itu yang mengantar Ade ke balik jeruji penjara. Itu agaknya membuat kelompok yang dilabeli Ade sebagai "kadrun" mangkel ke ubun-ubun.  Sampai-sampai dibilang "Ade kebal hukum." (9)

Berdasar semua fakta itu, bisakah disimpulkan "Ade Armando musuh segala kadrun"?

Bisa, dengan satu syarat, yaitu bahwa pihak-pihak yang menggugat dan atau mengadukan Ade itu menerima dirinya dilabeli "kadrun". Jika tidak terima, maka kesimpulan itu gugur.

Lalu, hal sebaliknya, apakah Ade memusuhi "kadrun"?  

Jika yang dimaksud Ade dengan "kadrun" adalah kelompok "aktivis dan simpatisan politik keagamaan anti-Jokowi yang kearab-araban" maka dia telah terjebak dalam argumen "manusia jerami" (strawman argument).

Maksudnya, Ade telah menciptakan sendiri musuh yang disebutnya "kadrun".  Lalu terus-menerus menyerang "kadrun"itu, sehingga dia sendiri dan kemudian pendengarnya percaya "kadrun" itu ada sebagai sebuah kelompok sosial.

Jika benar begitu, maka Ade sendiri telah sesat pikir pula.  Kontradiksi dengan video-video promosi "gunakan akal sehat"-nya.

Tapi jika yang dimaksud Ade dengan "kadrun" adalah "pikiran sesat" atau "gagal logika", tanpa embel-embel agama, maka benarlah dia memusuhi "kadrun". 

Dengan sendirinya benar pula "kadrun" memusuhi Ade, sebagai representasi "akal sehat" atau "pikiran logis".  

Sebab antara akal sehat dan akal sakit sejak mula sudah terjadi permusuhan. 

Permusuhan yang tak ada hubungannya dengan agama, suku, ras, dan golongan sosial. Apalagi dengan kadal gurun sejati.

Barang siapa yang gemar mengumbar argumen sesat dengan maksud membubarkan NKRI dan atau menggulingkan pemerintahan yang sah maka dia adalah represrntasi "kadrun".

Itu kesimpulan artikel ini.(*)
 
Rujukan:
(1)    "Haikal Hassan: Setop Panggil Cebong dan Kadrun!," wartaekonomi.com, 20/2/2020.
(2)    "Arti Kadrun, Apa Itu Kadrun?," beritaislam.com, 8/11/2019.
(3)    "Ade Armando Kena Somasi Pemuda Muhammadiyah Jateng, Dia Kemudian Menulis di Facebook, Ini Isinya," tribunnews.com, 2/6/2020.
(4)    "Tidak Perlu Minta Maaf pada Din Syamsuddin,"  Logika Ade Armando, cokrotv, youtube, 4/6/2020.
(5)    "Disebut Dungu, Din Syamsuddin Malah Doakan Ade Armando," bisnis.com , 2/6/2020
(6)    "Ade Armando Sebut Din Syamsuddin Dungu, Tengku Zul Minta UI Beri Teguran," suara.com,2/6/2020.
(7)    "Marah Din Syamsuddin Dihina, PA 212 Minta UI Pecat Ade Armando dari Dosen," hops.id, 2/6/2020
(8)    "Laporan 'FPI Preman' Ditolak, Ini Daftar Kasus Pelaporan Ade Armando Lainnya", detik.com, 11/2/2020.
(9)    "FPI Sindir Ade Armando Layak Dapat Kebal Hukum Award," vivanews.com, 15/2/2020.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun