Saya mulai uraian dengan memeriksa frasa "masyarakat yang tinggal di Kabupaten Toba Samosir yaitu masyarakat sub-suku Toba Holbung" dalam paragraf di atas. Â Â
Frasa tersebut tidak tepat karena dua alasan.
Pertama, "Toba Holbung" bukanlah nama sub-suku Batak Toba.  Dia menunjuk pada suatu hamparan atau  wilayah lembah di sebelah selatan Danau Toba. Â
Dalam peta modern, atau peta Kabupaten Toba terkini, wilayah itu mencakup daerah-daerah Kecamatan Tampahan di selatan, lalu Balige, Laguboti, Sigumpar, Silaen, Siantar Narumonda sampai Pintupohan Meranti di utara (Lihat Peta 2).
![Peta 2. Persebaran wilayan kecamatan di Kabupaten Toba Samosir, sekarang Kabupaten Toba (Sumber: wikipedia.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/10/1024px-peta-wilayah-kabupaten-toba-samosir-svg-5e900789d541df19262fb0f2.png?t=o&v=555)
Alur Sungai Asahan di hulu lazim dianggap sebagai batas Uluan dan Toba Holbung. Walaupun tak sepenuhnya akurat.
Di timur Toba Holbung berbatasan dengan wilayah Habinsaran, "negeri matahari terbit". Â Wilayah ini sekarang mekar menjadi tiga Kecamatan yaitu Habinsaran, Borbor dan Nassau. Boleh disebut "Trio Habornas".
Kedua, jika harus menggunakan istilah "sub-suku", maka untuk konteks wilayah Toba  lebih tepat memakai istilah "sub-suku Sumba, Batak Toba".
Penjelasannya begini. Â Merujuk silsilah Batak Toba, "Siraja Batak" sebagai "orang Batak Toba pertama" berputra dua yaitu Tateabulan atau Ilontungan dan Isumbaon. Â
Ilontungon kemudian menurunkan Batak Toba belahan Lontung.  Sementara  Isumbaon menurunkan Batak Toba belahan Sumba.
Jelas, berdasar silsilah itu, jika Batak Toba diterima sebagai suatu suku, maka belahan-belahan Lontung dan Sumba adalah dua sub-suku pembentuknya.
Menurut silsilah yang sama, belahan Sumba seluruhnya adalah keturunan Sorimangaraja, putera Isumbaon. Sorimangaraja beristerikan tiga putri Ilontungon, yaitu Naiambaton, Nairasaon, dan Naisuanon. Â