Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Kutukan Patriarki", Lelaki Batak Itu Berat!

14 Februari 2020   06:45 Diperbarui: 15 Februari 2020   10:37 6214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi pernikahan Batak Toba (Foto: thebridedept.com)

Tapi tempat angker masih dapat dipuja.  Ibarat tikar lapuk,  itulah dirimu jejaka. Oh perjaka oh lelaki.  

Berpulanglah dikau jejaka.  Berpulang tiada turunan. Berpulang tiada jejak."

Perjaka tua Batak, awalnya, diibaratkan Nahum sebagai barang dagangan yang tak laku.  Tapi itu terlalu baik.  Sebab dagangan sisa masih mungkin dijual pada hari pekan berikutnya.

Karena itu Nahum kemudian mengibaratkan perjaka tua itu dengan tempat keramat yang sepi, dihindari manusia.  Tapi itu juga masih terlalu baik. Karena masih ada orang yang memberi sajen ke tempat keramat.

Akhirnya Nahum mengibaratkan perjaka tua itu dengan tikar lapuk, usang dan busuk. Tempat yang pantas untuknya adalah lubang sampah. Sadis banget.

Siapa yang tahu bahwa lagu "Nahinali Bangkudu" itu digubah Nahum Situmorang untuk meratapi dirinya sendiri?  Dalam kehidupannya (1908-1966) Nahum tidak pernah menikah. Menjelang akhir hayatnya tahun 1966, Nahum menggubah lagu sedih yang teramat indah itu.  

Renungkanlah syair lagu itu. Tidakkan kutukan patriarki itu sungguh mengerikan untuk seorang lelaki Batak? Sungguh berat, memang, menjadi lelaki Batak.

Sekadar informasi, "Nahinali Bangkudu" adalah lagu yang paling ditakuti lelaki Batak.

***

Untunglah akhir 1934 Pastor Sybrandus van Rossum, OFM Cap., missionaris Katolik, menyebarkan agama Katolik di Tanah Batak. Sejak itu lelaki Batak punya rujukan tentang "lelaki perjaka mulia".  Itulah pastor, imam Katolik.  Kemudian juga frater dan bruder.  

Pastor, frater dan bruder hidup selibat demi karyanya di ladang Tuhan.  Hidup mereka mulia dan dihormati orang Batak.   Walau tidak menikah dan karena itu tak punya keturunan biologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun