Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Doan Van Hau, yang Kamu Lakukan pada Evan Dimas Itu Jahat

12 Desember 2019   07:27 Diperbarui: 12 Desember 2019   15:12 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim Indonesia kalah dari Tim Vietnam menurut saya sekurangnya karena empat faktor penyebab.

Pertama, pelatih Indra Syafri tidak menyiapkan rencana cadangan.  Dia hanya menyiapkan Rencana A yaitu "bermain dengan gelandang Evan Dimas".  Tidak ada Rencana B yaitu "bermain tanpa gelandang Evan Dimas".  Akibatnya, ketika Evan ditarik ke luar, permainan Indonesia langsung tumpul.

Kedua, pelatih Indra Syafri tahu bahwa pemain lemah dalam penguasaan bola atas, karena postur tubuh yang lebih pendek dibanding pemain lawan. Sudah tahu pemain bertubuh pendek, mestinya dilatih teknik lompat tinggi. 

Tubuh boleh pendek, tapi lompatan harus tinggi.  Itu wajib untuk umumnya pemain Indonesia. Sehingga gol-gol semacam sundulan Van Hau dapat dihalau.

Ketiga, pelatih Indra Syafri lupa belajar "teori parkir motor".  Akibatnya pemain Indonesia tidak bisa diajari cara menembus  parkir motor ala pemain Vietnam.  Perhatikan tukang parkir motor: serapat apapun susunan parkir motor, dia selalu bisa menemukan celah untuk meloloskan motor yang terjepit.

Keempat, pelatih Indra Syafri lupa mengingatkan pemain agar menghindari cara bermain "risiko tinggi". Salah satunya berlama-lama memainkan bola di daerah sekitar gawang. 

Itu bisa berakibat fatal.  Sudah terbukti pada pertandingan tersebut.  Satu gol Vietnam tercipta dari pemanfaatan situasi "risiko tinggi" semacam itu.

Mengapa saya terkesan "menyalahkan" pelatih Indra Syafri? Karena "kesalahan" berbuah jekalahan yang dilakukan 11 pemain di lapangan pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan pelatih.  

Akhirnya, belajar dari kasus pencideraan Evan Dimas oleh Van Hau, saya punya saran untuk federasi sepak bola.  Entah itu PSSI, AFC, ataupun FIFA.  Prinsip dasarnya, setiap pelanggaran oleh pemain terhadap aturan main di lapangan harus dikenai sanksi sepadan.  Jika ketahuan di lapangan, maka sanksi langsung di lapangan.  Jika diketahui dan terbukti setelah permainan usai, maka tetap dikenai sanksi pelanggaran.  Jadi tidak ada pelanggar aturan main yang lepas dari sanksi.  

Demikiankah sekadar catatan picisan dari saya, Felix Tani, petani mardijker, setiap kali main sepak bola jempol kaki kanan bengkak tujuh hari.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun