Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tarutung, Kota yang Tumbuh dari Sepohon Durian

9 Desember 2019   09:38 Diperbarui: 9 Desember 2019   15:06 2915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Tarutung dibelah Aek Sigeaon (Foto: kabarindonesia.com)

Selain itu terdapat juga marga-marga turunan Raja Naipospos yaitu Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, dan Marbun. Ditambah marga Sitompul sebagai marga pendatang saat Guru Mangaloksa sudah bermukim di Silindung.

Sejumlah tokoh nasional berdarah Batak berasal dari kota ini. Sebut misalnya tokoh militer Maraden Panggabean (Pangab 1973-1978, Menhankam 1978-1983) dan an Feisal Tanjung (Mantan Pangab 1993-1998), Mantan Menkopolkam 1998-1999) dan Sintong Panjaitan (Komjen Kopassus 1983-1987). Atau komponis nasional Nortier Simanungkalit.

Mayoritas warga Tarutung penganut agama Protestan, khususnya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Generasi orang Batak Protestan pertama lahir di kota ini (1865), hasil baptisan "Apostel Batak" I.L. Nommensen, seorang Zendeling RMG Jerman yang berhasil meng-kristen-kan orang Batak. Nommensen pertama kali menginjakkan kaki di lembah Silindung tahun 1863 secara efektif memulai karya penginjilannya tahun 1864.

Menariknya, sejak tahun 1500-an hingga 1800-an, kegiatan ekonomi khususnya perdagangan di kota ini dikuasai oleh kelompok Batak Muslim yang banyak berinteraksi dengan para pedagang Minangkabau.

Mereka umumnya bermarga Hutagalung, yang secara turun-temurun telah memeluk Islam. Itu adalah buah gerakan Islamisasi yang dipimpin oleh Fakih Muhammad gelar Tuanku Rao, seorang Panglima Paderi, tahun 1816-1833.

Ompu Bindu Hutagalung, dulunya tentara Paderi, termasuk generasi pertama kelompok Muslim di Tarutung. Dialah pendiri mesjid Al-Jihad, mesjid pertama di Tarutung. 

Mesjid ini dibangun sekitar tahun 1820 di bantaran Aek Sigeaon. Ompu Bindu sangat terbuka menerima pendatang di kampungnya, dengan syarat bersedia menerima agama Islam.

"Ibu Kota" Kristen Batak
Jika merujuk sejarah demografi Tarutung, jauh sebelum kedatangan I.L. Nommensen untuk Kristenisasi, gerakan Islamisasi sudah terjadi lebih dulu di Silindung. 

Hanya saja gerakan Islamisasi kemudian menyurut sejak tahun 1830-an, seiring mundurnya pasukan Paderi pimpinan Fakih Muhammad ke daerah selatan akibat serangan wabah kolera. Pasukan Paderi waktu itu menggunakan pendekatan "bumi hangus", sehingga timbul trauma terhadap gerakan Islamisasi.

Ironisnya, ketika I.L. Nommensen datang untuk karya penginjilan ke Silindung tahun 1863, aktif berkarya sejak 1864, dia kemudian ternyata menjalankan pendekatan serupa cara Paderi juga. 

Tapi dengan neminjam kekuatan tentara Belanda untuk menaklukkan Tanah Batak, untuk mematahkan pengaruh kuat agama asli Batak di bawah kepemimpinan spritual Pendeta Raja Sisingamangaraja XII. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun