Nak, tadi gurumu mengajarkan apa di sekolah? Â
Pak, tadi guruku mengajarkan baca tulis. Lihat buku tulisku penuh kata dan kalimat. Aku diberi pekerjaan rumah.
Nak, gurumu cerdas. Dia mengajarkan cukup banyak hal. Tekunlah.
Nak, tadi gurumu mengajarkan apa lagi di sekolah?
Pak, tadi guruku mengajarkan tambah dan kurang. Lihat buku tulisku penuh bilangan. Aku diberi pekerjaan rumah.
Nak, gurumu cerdas. Dia mengajarkan cukup banyak hal. Â Tekunlah. Â
Nak, kelak menjadilah Insiniur Pertanian. Lalu menjadilah pengusaha pertanian. Jangan menjadi pegawai negeri kantor pertanian seperti Bapakmu ini.
Di Tanah Jakarta lima tahun lagi:
Anak lelaki kecil itu pulang dari hari pertama Sekolah Dasar dengan larik senyum bahagia di bibirnya. Â Ayahnya, pengusaha pertanian, menunggu dengan dua pertanyaan. Â
Nak, tadi gurumu mengajarkan apa di sekolah? Â
Pak, tadi guruku mengajarkan data statistik. Lihat buku tulisku penuh median dan rerata. Aku diberi tugas rumah di komputer.