Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jembatan Porsea, Ajang Pertempuran pada Perang Dunia II

17 Juni 2019   14:37 Diperbarui: 17 Juni 2019   18:25 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PT Inalum, tadinya Perusahaan PMA Jepang, sekarang menjadi BUMN (Foto: emitennews.com)

Proyek Asahan diresmikan Presiden Soeharto dan dioperasikan tahun 1983 di bawah pengelolaan PT Inalum. Pada awalnya PT Inalum adalah perusahaan PMA (Jepang). Tapi sejak tahun 2014 Perusahaan itu telah resmi menjadi BUMN. Ditandai pengambil-alihan keseluruhan saham yang dikusasi Konsorsium Perusahaan Jepang oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2013.

PT Inalum, tadinya Perusahaan PMA Jepang, sekarang menjadi BUMN (Foto: emitennews.com)
PT Inalum, tadinya Perusahaan PMA Jepang, sekarang menjadi BUMN (Foto: emitennews.com)
Pada akhirnya, mungkin harus dikatakan, sejarah bukanlah sesuatu yang bersifat diskrit melainkan kontinuum. Penaklukan Jepang pada Belanda tahun 1942 di Porsea pada akhirnya berlanjut ke penaklukan dalam penguasaan Proyek Asahan di masa Indonesia merdeka. Itu sebabnya saya katakan posisi geo-ekonomi Porsea sangat strategis, sebagai pintu masuk ke Siguragura.

Memang sampai tahun 2013, masih muncul kritik bahwa PT Inalum, yang menyerap tenaga listrik dari PLTA Siguragura, adalah bentuk "penjajahan ekonomi" oleh PMA Jepang di Indonesia. Tapi pada tahun 2014 PT Inalum sudah resmi menjadi BUMN, sehingga isu "penjajahan ekonomi" itu tak relevan lagi. 

Negara ini memang perlu waktu panjang untuk benar-benar "merdeka". Jika bukan dengan cara "dikuasai" dulu oleh PMA Jepang, belum tentu hari ini kita punya PT Inalum, di dalamnya ada PLTA Siguragura.

Demikianlah catatan saya, Felix Tani, petani mardijker, suka membaca kembali sejarah untuk memahami kondisi hari ini.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun