Pembaca budiman, ocehan di atas adalah teori. Bagaimana fakta empiriknya?
***
Baiklah. Fakta empirisnya, tanggal 4 April 2019 yang lalu seorang lelaki kurus jangkung usia 50-an hujan-hujanan di tengah dupuluh-ribuan warga di Tegal. Â
Tahu siapa lelaki itu. Ya, tahulah, Jokowi, Presiden RI, sekaligus Capres Pilpres 2019 ("Hujan-hujanan Bersama Ribuan Pendukung di Tegal, Jokowi Tak Takut Sakit", kompas.com, 4/4/2019).
Alasannya, solider dan mengapresiasi warga yang bertahan di bawah guyuran hujan menunggu Jokowi berpidato dalam rangka kampanye Pilpres 2019. Kalau rakyat saja tahan hujan-hujanan, masa Presiden yang juga Capres gak kuat? Â
Jadi tak perlu pakai payung segala. Main hujan lebih seru. Semakin basah semakin keren.
Ketika ditanya wartawan apakah tidak takut sakit, Jokowi menjawab yakin, "Ndak ndak ndak ndak. Sehat, sehat." Ya, Capres macam apa pula kalau dikit-dikit demam, dikit-dikit lemes lelah, dikit-dikit pusing tensi tinggi.
Terbukalah rahasia. Ternyata semaca kecilnya Jokowi senang main hujan-hujanan. Baginya, hujan-hujanan bersama massa peserta kampanye adalah nostalgia masa kanak-kanak yang indah. Â
Jika dilihat dari sejarah hidupnya, maka Jokowi itu orang kaya tipe ketiga, tipe natural. Dia berasal dari keluarga sederhana. Besar di lingkungan sosial sederhana. Merintis bisnis dari bawah, sampai kemudian besar. Lalu merintis karir politik dari bawah, sampai kemudian naik ke pucuk pimpinan nasional.
Karena dulu kerap main hujan-hujanan, maka bisa diduga Jokowi punya masa kecil bahagia. Nah, fakta bahwa dia sekarang menjadi Presiden RI, membuktikan bahwa anak yang bahagia semasa kanak-kanak, akan menjadi orang sukses setelah besar.
Seandainya Jokowi di masa kecilnya tidak pernah main hujan-hujanan, maka besar kemungkinan dia tak akan terpilih menjadi Presiden RI. Â
Hujan adalah berkah ilahi. Main hujan-hujanan adalah cara anak kecil menyukuri berkah ilahi itu. Siapa yang tahu bersyukur, maka dia akan mendapatkan karunia yang lipat ganda. Itulah yang terjadi pada Jokowi.
Hujan turun deras saat Jokowi berkampanye adalah simbol berkah. Bahwa pada tanggal 17 April 2019 nanti coblosan akan seperti curah hujan deras ditusukkan ke gambar Jokowi.