Ada tiga tipe orang kaya, dilihat dari segi umur "jadi-kaya"-nya. Â Di satu ujung ekstrim, ada yang sudah kaya semenjak spermatozoa dan ovum yang membentuk embrionya belum ketemu. Ini namanya sudah kaya bahkan sejak ayah dan ibunya bertemu.
Di ujung ekstrim ada orang yang menjadi kaya hanya selang beberapa hari sebelum maut menjemput. Tipe ini khas nasib orang miskin yang mendadak kaya-raya karena menang lotere. Mentalitas miskinnya tak sanggup menanggung beban kekayaannya. Maka diapun mati.
Di antara dua ekstrim itu ada tipe orang yang menjadi kaya secara natural, pada usia paruh baya, berkat usaha sendiri. Ini tipologis para pengusaha kaya yang merintis bisnis dari bawah sekali. Mulai dari gurem sampai menjadi raksasa.
Nah, bolehlah iseng bertanya. Dari tiga tipe orang kaya itu, kira-kira mana yang puas main hujan-hujanan di masa kecilnya?
Saya kira, ini kira-kira, Â orang kaya tipe ketiga, Â tipe natural. Mestinya manusia tipe ini lahir dari keluarga sederhana di lingkungan bersahaja. Di desa atau di pinggiran kota. Â
Saya bayangkan, di tempat semacam itu masih ada tanah lapang untuk anak keci bermain. Di situlah anak-anak bermain hujan-hujanan. Sepuasnya sampai ibunya datang menarik kupingnya untuk pulang.
Orang kaya tipe pertama, saya kira, tak pernah main hujan-hujanan di masa kecilnya. Karena dia selalu dilindungi orangtuanya. Sehingga terpercik tempias hujanpun tak boleh. Takut sakit. Jorok. Lagian itu cara main anak kampung. Gak level.
Untuk orang kaya tipe kedua, sepertinya tak relevan bicara soal main hujan-hujanan semasa kecil. Sebab kehujanan mungkin adalah bagian dari sejarah hidupnya. Karena rumah bocor. Atau mengemis di bawah curah hujan.
Pertanyaan iseng kedua, kira-kira, manakah dari tiga tipe orang kaya itu yang bahagia semasa kecilnya? Saya kira, ini kira-kira lho, ya orang kaya  tipe ketiga yang natural itulah.
Alasannya, bagi anak kecil, main hujan-hujanan adalah indikator kebahagian. Semakin sering main hujan-hujanan, semakin bahagia dia. Ini yang tidak dipahami orangtua. Terutama yang tak pernah main hujan-hujanan semasa kecilnya.
Dan anak yang bahagia semasa kecilnya, akan menjadi orang sukses setelah besarnya. Kecuali ada peristiwa besar yang membelokkan arah hidupnya. Misalnya, dia tak pernah menjadi besar, karena keburu dipanggil Tuhan. Atau salah menikah dengan orang paling boros sedunia.