Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komedi Kompasiana: Tiga Murid Hebat, Satu Guru Lemot

21 Februari 2019   13:41 Diperbarui: 21 Februari 2019   21:22 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang menakjubkan dari tiga orang Kompasiner hebat itu, ternyata mereka mengaku punya seorang guru (suhu) di Kompasiana.  Saya coba menyelediki jatidiri guru tersebut dari jejak-jejak digital pada artikel mereka.

Setelah bersusah-payah akhirnya pencarian saya berhenti pada seorang Kompasianer kelas penjelajah dengan nilai 22,803 poin.  Lebih rendah dari raihan poin ketiga murid itu.  

Jumlah artikelnya baru 677 judul, dengan keterbacaan rata-rata 958 kali per artikel.  Sedikit lebih tinggi dari capaian Aji.  Tapi saya kira itu terjadi bukan karena artikel Sang Guru itu lebih bermutu, tapi karena judulnya yang aneh-aneh.  

Sebab kalau bicara soal mutu substansi artikel, maka Aji-lah pemenangnya.  Artikel-artikelnya selalu bernas, argumentatif, puitis, dan menyisakan permenungan.  Anda pasti menjadi lebih cerdas setelah membaca artikelnya.

Jika membanding mutu artikel Sang Guru dengan ketiga murid tadi, maka jelas Sang Guru kalah telak.  Dia adalah produk masa lalu yang gaptek rupanya, yang masih bersandar pada teori-teori usang.  Sedangkan Susy, Pebrianov, dan Aji, adalah generasi masa kini yang dinamis, kreatif,  dan eksploratif, sehingga selalu menawarkan kebaruan dalam setiap artikelnya.

Sang Guru adalah pribadi yang lemot, ketinggalan jaman, sudah tua dan lelah.

Tapi Sang Guru adalah pembelajar seumur hidup. Jejak digital di Kompasiana menunjukkan dia tak sungkan menyatakan kekagumannya pafa Tiga Murid Hebat itu. Mengakui bahwa dia banyak belajar hal baru dan orisionil dari artikel-artikel Sang Murid.

Guru Diajar Murid

Moral komedi Tiga Murid Hebat dan Satu Guru Lemot ini adalah ketiafaan tirai pembatas antara guru dan murid. Pada awalnya murid belajar pada gurunya. Di ujungnya gurulah yang belajar pada muridnya.

Bersyukur komedi saling-ajar itu terfasilitasi di Kompasiana. Di sini setiap orang adalah Guru sekaligus Murid.

Begitu saja dari saya, Felix Tani, petani mardijker. Tiga Murid Hebat itu menyebutku Prof., Paman Guru, dan Suhu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun