Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jangan Ajari Aku Menulis

13 Februari 2019   12:29 Diperbarui: 14 Februari 2019   08:06 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: arteroka.wordpress.com

Maka, logikanya, tulisan yang dihasilkan setiap orang juga bersifat unik, beda satu dari yang lain. Itulah buah anarkisme.

***

Setelah membaca tulisan ini, coba periksa lagi tulisan Anda di Kompasiana.  Apakah mirip tulisan Pak Tjiptadinata, Mas Susy, Bung Perbianov,  Mas Yon Bayu, Bung Tilaria, Bu Leya, Bu Heny, Mas Khrisna, Mas Jati, Mbak Mike,  Mas Giri, Mas Aji, atau siapa sajalah.

Jika dirasa-rasa mirip dengan tulisan mereka, atau siapa saja, berarti Anda sudah "bunuh diri".  Segeralah bangkit dari "kematian".  Lalu melangkah di jalan "anarkisme penulisan".

Lain waktu, kepada para ahli tulis yang gemar menebar tips menulis artikel, katakanlah, "Jangan ajari aku menulis!"

Tolong jangan salah tafsir dengan kalimat penolakan itu. Maknanya adalah, bagi penulis anarkis, pantang dikasih tahu tapi harus mencari tahu sendiri.

Dengan menjadi anarkis maka tiap orang menjadi penulis yang tampil beda. Sehingga jagad tulisan akan tumbuh menjadi ladang aneka bunga yang indah.

Malapetakalah dunia tulis-menulis ini jika semua tulisan berwarna seragam. Betapa membosankan, juga mengerikan.

Di dunia tulis-menulis Kompasiana misalnya cukuplah ada satu orang Pebrianov. Sebab tambahan satu lagi bisa bikin saya gila.

Begitu saja, dari saya Felix  Tani, petani mardijker, mengaku penulis anarkis.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun