Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gejala Pembangunan Semu di Jakarta

16 Agustus 2018   22:57 Diperbarui: 16 Agustus 2018   23:10 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang ada justru "waringisasi" sungai, sekaligus penggunaan teknologi nano buble dan yeknologi mikroba untuk menghilangkan bau Kali Item. Jadi bukan madalah pencemarannya yang diatasi melainkan masalah  bau busuk yang menyeruak ke Wasma Atlet Kemayoran.

Kalau sekarang Kali Item tak bau lagi, maka itu capaian semu. Begitu efek nano buble dan mikroba habis, dan selubung  waring dibuka, maka bau Kali Item akan menyeruak kembali.  

Sebab masalah utamanya, yaitu pencemaran badan sungai oleh limbah domestik dan industri kecil/rumahan, tidak teratasi.  

***

Tiga kasus di atas cukup untuk menarik kesimpulan adanya gejala pembangunan semu di Jakarta.  

Intinya kini Jakarta hanya berlari heboh di tempat, tidak bergerak maju. Fakta kemajuan yang tampak adalah kondisi semu, tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.

Bukan sebuah kebetulan bahwa Pemda Jakarta kini sangat gencar  dengan  program biutifikasi Jakarta. Itu kata lain untuk kamuflase, menyembunyikan kekumuhan di balik aneka gambar warna-warni ceria.

Yah, mau bagaimana lagi. Pak Gubernur lebih "gemar menggambar dan mewarnai", ketimbang membangun dinding-dinding baru. Mungkin begitulah :"Jakarta yang Baru"  yang dijanjilan Pak Anies.

Itulah pendapat saya, Felix Tani, petani mardijker, tidak suka pada kesemuan.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun