Indikasi "hoaks membangun" dengan demikian sederhana saja: pernyataan mendukung penguasa dengan dasar data invalid. Di masa Orde Baru hoaks membangun semacam ini sangat melimpah dalam bentuk laporan "ABS" (Asal Bapak Senang).
Berdasar uraian di atas, maka bisa ditafsir bahwa makna di balik ujaran Kepala BSSN tentang "hoaks membangun" itu adalah sebuah pesan agar "jangan mengungkap keburukan pemerintah yang berkuasa di ruang publik".
Perlu diingat kita sekarang memasuki "Tahun Politik 2018". Ini tahun yang rawan serbuan hoaks untuk menjatuhkan citra pemerintah yang berkuasa, khususnya Presiden Jokowi, dalam rangka Pilpres 2019.
Pesan terselubung "hoaks membangun" itu wajar-wajar saja dikirim oleh seorang Pembantu Presiden. Menjadi tidak wajar jika itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk memberangus kritik pada pemerintah khususnya Presiden?
Jika hal terakhir ini yang terjadi, maka ujaran "hoaks membangun" itu bermakna dentang pertama lonceng kematian demokrasi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H