Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Barisan Anti-Ahok Sejatinya Adalah Pendukung Ahok

29 April 2016   13:23 Diperbarui: 29 April 2016   13:50 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kriteria suku, agama, dan affiliasi organisasi jelas sudah lulus.  Tak ada larangan hukum bagi etnik Tionghoa, agama Kristen, dan Non-Partai untuk mencalonkan diri menjadi gubernur di Indonesia.

Tinggal kini kriteria integritas.  Salah satunya yang terpenting adalah “bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)”.  

Pertanyaannya adalah:  “Apakah Ahok ‘Bersih KKN’?”   Jawaban atas pertanyaan ini menjadi penentu nasib pencalonan Ahok sebagai gubernur.  Jika jawabannya “Bersih!”, maka pencalonannya melaju mulus.   Sebaliknya, jika jawabannya “Tidak bersih!”, maka pencalonannya terganjal.

Maka, hari-hari ini, pertempuran antara barisan Anti-Ahok dan barisan Pro-Ahok di media on-line dan media sosial terpusat pada jawaban terhadap pertanyaan tersebut. 

Di satu pihak barisan Pro-Ahok berupaya menegakkan klaim “Ahok bersih!”.  Mereka berjuang membuktikan kebenaran klaim itu  dengan mengajukan fakta-fakta “kebaikan” Ahok dalam berbagai kasus sensitif.  Misalnya kasus-kasus pembelian tanah Rumah Sakit Sumber Waras, reklamasi Teluk Jakarta, relokasi warga kampung ke Rumah Susun Sewa, Transportasi Jakarta,  dan Banjir Jakarta.

Fokus barisan Pro-Ahok adalah pembuktian bahwa Ahok sepenuhnya bersih dari KKN.  Sekaligus hal itu berarti mengeliminasi fakta-fakta yang mengindikasikan Ahok terlibat KKN.   

Di lain pihak barisan Anti-Ahok berupaya merobohkan klaim “Ahok bersih!”. Dari arah berlawanan, mereka berjuang membongkar kepalsuan klaim itu dengan mengajukan fakta-fakta “keburukan” Ahok.  Misalnya dalam kasus-kasus yang sudah disebutkan di atas.

Fokus barisan Anti-Ahok adalah pencarian satu saja fakta “kepalsuan” pada Ahok, yaitu satu kasus KKN yang tak terbantahkan, positif secara hukum.  Dengan satu “kepalsuan” itu, maka mereka bisa menyimpulkan “Ahok tidak bersih!”.  Itu sudah cukup untuk menggagalkan  pencalonan Ahok sebagai gubernur.  Tak perduli sebanyak apapun “kebaikan”-nya.  Sebab bukankah cukup nila setitik untuk merusak susu sebelanga?

Sekarang, perhatikanlah fokus barisan Pro-Ahok dan barisan Anti-Ahok.  Ternyata esensinya sama saja.  Keduanya sama-sama berjuang keras untuk menemukan seorang Calon Gubernur atau Gubernur DKI Jakarta yang benar-benar “Bersih KKN” pada “pribadi” Ahok.   

Hanya caranya saja yang berbeda.   Pro-Ahok fokus pada pengungkapan sebanyak mungkin fakta  yang membuktikan kebenaran  klaim “Ahok bersih”. Sedangkan Anti-Ahok fokus pada penggalian sebuah fakta yang menunjukkan kepalsuan klaim “Ahok Bersih”.

Lalu, apa dasarnya mengatakan barisan Anti-Ahok sejatinya  adalah Pro-Ahok atau pendukung Ahok?  Sederhana saja.  Dibanding Pro-Ahok, barisan Anti-Ahok inilah yang benar-benar berjuang habis-habisan untuk “menguliti” Ahok.   Berupa keras untuk membongkar “kepalsuan-kepalsuan” Ahok. Semua itu dimaksudkan agar tidak  tertipu memilih Ahok yang tak bersih KKN sebagai Gubernur DKI Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun