Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

30 Tahun Berlalu dan Sebuah Surga Hilang (2)

1 April 2016   14:41 Diperbarui: 1 April 2016   15:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menengadah menatap awan kelabu sendu,  tak memantulkan segarispun aura surga kecil ke pelupuk mataku.   Ketika itulah, kurasakan dua aliran hangat di kedua belah pipiku.  Aku menangis.  Sungguh, aku menangis di sini, di puncak bukit Partalinsiran, di kitaran panorama yang tak lagi memelukku ramah seperti di masa kecilku.

Tapi bukan kehilangan surga kecilku itu benar yang telah mengalirkan air mata dari kedua pelupuk mataku.  Melainkan sebuah kesadaran, ketika sanak-saudaraku sesama marga penumpang menderita di sini, aku hidup nyaman di tanah rantau nun jauh di selatan sana, dan tak pernah menyerukan satu kata apapun untuk melawan modal yang telah meluluh-lantakkan surga kecilku.(*)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun