Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ricky Elson, Penyimpang yang Menuai Listrik dari Angin demi Kemanusiaan

28 Januari 2016   15:05 Diperbarui: 15 Juni 2016   13:24 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk itu Ricky membangun “padepokan” Listrik Angin Nusantara (LAN) di Ciheras, sebuah desa terpencil di kawasan pantai selatan Tasikmalaya. Ini adalah site penelitian teknologi pemanfaatan energi terbarukan, antara lain angin.

Dalam kata-kata Ricky sendiri di akun facebook-nya (5/3/2015), LAN adalah “sebuah gerakan kecil yang lahir atas kesadaran akan urgensi mengembalikan kepercayaan diribahwa kita adalah anak-cucu bangsa yang hebat dari peradaban nusantara dengan segala sejarahnya, dan kesadaran bahwa kita memang mampu menjadi bangsa yang hebat.” (dengan koreksi EYD dari FT).

Tapi, kendati disebut “site penelitian”, LAN tak melulu melakukan penelitian, tapi juga pendidikan informal bidang teknologi listrik terbarukan. Ricky adalah “guru besar’-nya. “Murid”-nya adalah para voluntir sosial. Juga para mahasiwa yang tak puas dengan transfer iptek di ruang kuliah. Sudah lebih dari 1,000 mahasiswa “berguru” di sana, dalam rangka kuliah praktek, tugas akhir, dan penelitian.

Di padepokan LAN, dengan sistem “belajar dengan berbuat” (learning by doing), ”guru besar” Ricky bersama “murid-murid” merangkap temannya belajar dan meneliti bersama tentang teknologi kincir angin penuai listrik. Mulai dari pengukuran dan pemantauan perilaku angin. Lalu perancangan komponen kincir angin itu sendiri. Meliputi bilah kincir, mekanikal sistem kincir, generator, dan charger/controller. Akhirnya perancangan sistem pembangkit listrik tenaga angin skala kecil, berikut hibridanya antara lain dengan solar cell.

Di “padepokan” itu, Ricky dan “murid-murid”-nya berjuang menciptakan sistem kincir angin penuai listrik yang cocok dengan kondisi sosial dan alam Indonesia. Generator dan baling-balingnya harus bagus tapi murah. Sistem kincirnya harus responsif pada tiupan angin lemah, khas negeri katulistiwa.

Hasil kerja Ricky dan teman-temannya sungguh mengagumkan. Generator bermagnet 200 gram berhasil diciptakan. Ini terkecil di dunia, murah pula, tapi sungguh unggul karena mampu menghasilkan listrik pada kecepatan angin 3 meter per detik. Cocok untuk perilaku angin di Indonesia.

Lalu baling-baling murah dan kuat berhasil pula ditemukan. Berbahan kayu pinus yang ringan dan kuat, baling-baling itu dikerjakan seorang perajin binaan Ricky di Lumajang, Jawa Timur. Dibanding baling-baling impor seharga US $ 850 per unit dari Amerika, buatan Ricky tiga kali lebih kuat dan 40 persen lebih murah.

Pergumulan Ricky dan teman-temannya di “padepokan” Ciheras itu menghasilkan Sistem Teknologi Taman Listrik Tenaga Angin Berbasis Kincir Angin Kecil”. Tiap kincir angin itu menghasilkan listrik 500 watt peak. Inilah sistem teknologi pertama dan terbaik yang pernah ada di dunia.

Lantas, puaskah Ricky sampai di situ?

Listrik demi Kemanusiaan

Ricky bukan seorang humanis jika berhenti pada inovasi atau temuan. Prinsipnya, listrik demi kemanusiaan. Bagi Ricky, tak ada gunanya inovasi teknologi listrik tenaga angin, jika tak digunakan untuk meningkatkan kemaslahatan manusia, bangsa Indonesia, terutama warga desa-desa terpencil. Untuk itulah dia kembali ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun