Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jokowi Perlu Berguru pada “Mesias” Moshadeq?

26 Januari 2016   13:15 Diperbarui: 10 Februari 2016   11:04 2706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang sudah sebutkan tadi, semuanya memang masih bersifat dugaan. Maka, pertanyaan “(Apakah) Presiden Jokowi perlu berguru pada ‘Mesias’ Ahmad Mushadeq?” di sini harus dilihat sebagai pertanyaan penelitian.

Maksudnya jelas, dari perspektif sosiologi pembangunan masyarakat desa, ada baiknya mengkaji secara mendalam gejala “komunitas Gafatar Mempawah” itu. Mungkin saja, berdasar kajian itu, bisa dirumuskan sebuah model pembangunan komunitas madani yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Itulah makna “berguru” pada “Mesias” Ahmad Moshadeq. Trentu, bukan Presiden Jokowi sendiri yang berguru. Tapi Marwan Jafar berserta stafnya di Kemendes. (Bukan Khofifah beserta stafnya di Kemensos).

Tapi, jika pikiran dalam artikel ini dinilai sesat pikir, ya sudahlah, lupakan saja. Mungkin kita memang tipe manusia yang “berkepala penuh berpikiran tertutup”. Bukan manusia “berkepala kosong berpikiran terbuka”. (*)

 

 

*)ME4JKW = MEMO FOR JOKOWI

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun