Artinya kategori harus berkait dengan suatu konteks analisis dan berakar pada bahan-bahan empiris yang bersesuaian. Kategori yang bagus secara teori tidaklah baik jika tidak cocok dengan data dan demikian juga sebaliknya.
Ringkasnya, suatu kategori harus mengandung dua aspek sekaligus yaitu, pertama, aspek internal yakni bermakna dalam kaitan dengan data dan, kedua, aspek eksternal yakni bermakna dalam kaitan dengan kategori lain).
Karena itu, dalam meciptakan kategori, selain harus berfikir sistematik dan logis peneliti juga mesti kreatif.
Lazimnya ide penciptaan kategori dapat bersumber pada data dan pertanyaan penelitian itu sendiri. Dengan merujuk pada data empiris, sejumlah kategori dapat dihasilkan dengan cara menetapkan perbedaan antara satu dan lain data.
Tentu saja pembedaan antar gugus data itu harus bermakna untuk keperluan analisis. Jadi, bukan semata-mata memilah-milah tanpa kejelasan kaitan. Pembedaan kategoris atas data tersebut harus terkait dengan arah dan tujuan penelitian. Atau dengan kata lain ia harus melayani kepentingan analitik yang dikenakan peneliti pada data.
Cara penciptaan kategori seperti di atas mempersyaratkan dialektika antara kategori dan data. Proses penciptaan kategori adalah gerak bolak-balik antara keduanya. Suatu saat data empiris dapat merefleksikan kategori tertentu. Sebaliknya, di saat lain gagasan kategoris di kepala peneliti dapat membingkai data empiris.
Dari proses bolak-balik semacam itulah pada akhirnya dapat dihasilkan kategori-kategori yang “membumi” (grounded), dalam arti sekaligus berakar pada data empiris dan berkait pada konteks analisis.
Ingat, Penelitian Adalah Seleksi Data
Pertanyaan penelitian secara logis merupakan sumber gagasan kategori yang kaya karena ia mengindikasikan jenis dan cakupan data yang perlu dikumpulkan. Proses penelitian sendiri tidak lain adalah proses seleksi data.
Sudah pasti seleksi dimaksudkan untuk mendapatkan data yang relevan dan signifikan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kriteria seleksi data tersebut adalah sumber yang kaya untuk menggagas sistem kategori data.
Jenis dan cakupan data yang diindikasikan pertanyaan penelitian jelas terbaca dalam proses pengumpulan atau seleksi data, baik itu wawancara, pengamatan, maupun analisis dokumen.