Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pentingnya Tanggungjawab Etik Dalam Publikasi Tulisan

15 Agustus 2015   18:01 Diperbarui: 15 Agustus 2015   18:01 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara yang lazim ditempuh untuk menjamin kenyamanan dan keamanan subyek tulisan adalah penggunaan pseudonim. Nama-nama orang dan lokasi disamarkan, sehingga tidak bisa dideteksi oleh pihak lain yang mungkin menjadi ancaman.

Misalnya, jika melaporkan kasus korupsi di sebuah desa, maka nama narasumber disamarkan.

Tapi ada kalanya tidak mungkin menggunakan cara pseudonim itu. Artikel Ngesti tampaknya tergolong kategori ini. Karena Ngesti hanya melaporkan "percobaan pembakaran kerupuk" yang dilakukannya.

Dalam kasus seperti itu maka yang berlaku adalah pertimbangan etis penulis sendiri tentang manfaat atau mudarat sebuah tulisan, bagi masyarakat dan dirinya sendiri sebagai penulis.

Panduannya di sini, persis motto Kompasiana TV, adalah "esensi bukan sensasi". Jika hanya mengejar sensasi, maka Ngesti sudah di jalan yang benar. Kurang lebih itu semacam jurnalisme infotainment.

Tapi jika mengejar esensi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah "check and recheck". Jika mengambil kasus artikel Ngesti, maka yang harus dilakukan sebenarnya adalah memeriksa rujukan untuk mencari tahu mengapa kerupuk bisa terbakar. Bukannya langsung melaporkannya ke khalayak. Ini sama nilainya dengan gosip.

Seandainya berdasar perujukan diketahui bahwa kerupuk mestinya tidak bisa terbakar, barulah boleh dipublikasikan temuan itu, lengkap dengan penjelasan tentang penyebab dan akibatnya. Ini namanya publikasi yang bertanggungjawab secara etik.

Intinya, sebuah tulisan disebut bertanggungjawab secara etik jika memberikan manfaat bagi khalayak. Jika harus ada mudaratnya, maka itu harus berlaku bagi "musuh masyarakat".

Jadi, mari kita selalu mawas diri, agar selalu menjadi penulis yang bertanggungjawab secara etik. Istilah saya, jangan nyakitin orang lain.(*)

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun