“Lihatlah! Samosir tidak tenggelam!Saya sudah perintahkan semua roh penunggu danau untuk kerja rodi menjaga agar Samosir tidak tenggelam!”
Seluruh warga Panguruan bersorak gembira dan berlari melalui jembatan darurat menemui Tuan Controleur untuk mengucapkan terima kasih.Sejak hari itu, warga Pangururan menggelari Tuan Controleur sebagai Tuan Datu Belanda.Dan sejak hari itu pula, Tuan Controleur punya kesibukan baru: melayani warga yang datang kepadanya untuk mengobati penyakit yang aneh-aneh, mengusir roh-roh jahat, atau sekadar meminta jampi-jampi pelet pengasih.(*)
#Moral revolusi mental-nya: “Jangan memaksakan rasionalitas sains modern kepada orang yang menganut rasionalitas pengetahuan tradisional.”
Komporsiana.com
Sharing-Laughing-Changing
Illustrasi:
Beginilah penampakan Terusan "Tano Ponggol" Wilhelmina di Pangururan, Samosir (sumber foto: travel.detik.com):
Terusan "Tano Ponggol" Wilhelmina, Pangururan membentuk sodetan di tanah genting dari sisi selatan (kiri) ke sisi utara (kanan). Pada foto ini, di latar depan adalah daratan Samosir, di latar belakang terlihat menjulang Gunung Pusukbuhit, di lembah di balik gunung itu ada Desa Sianjurmulamula yang diyakini sebagai desa cikal-bakal orang Batak (sumber foto: khasmedan.com):