Mohon tunggu...
M Taufan Riyanto
M Taufan Riyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Menulis hobbyku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal Masyarakat Minangkabau dalam Ungkapan Kepercayaan Rakyat

23 Maret 2021   09:57 Diperbarui: 23 Maret 2021   10:28 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jan suko mandukuang anak mancengkang, beko kambang kaki anak Jangan suka suka menggendong anak secara mengangkang, nanti kaki anak akan mengembang) Ungkapan ini berstruktur sebab dan akibat, yakni: Jan suko mandukuang anak mancengkang = Sebeko kambang kaki anak= A. Makna sebenarnya adalah bahwa menggendong anak di samping kiri/kanan itu tidak baik untuk pertumbuhan anak. Hal ini akan mengakibatkan gangguan pada kaki anak. Fungsi dari ungkapan ini sebagai penebal emosi kepercayaan pada suatu masyarakat. Di samping itu fungsinya juga untuk mengingatkan supaya tidak menggendong anak dengan cara yang seperti itu.

Jan mangambang payuang di ateh rumah, beko di tembak dek patuih

(Tidak boleh membuka payung di dalam rumah, nanti rumahnya akan disambar petir) Stuktur dari ungkapan tersebut adalah sebab akibat, yakni: Jan mangambang payuang di ateh rumah= S,beko di tembak dek patuih= A. Ungkapan ini merupakan seputar kegiatan yang dilakukan di rumah. Adapun makna sebenarnya adalah bahwa mengembangkan payung di dalam rumah itu bukanlah suatu pekerjaan yang pantas. Kalau ada anak-anak yang bermain-main payung dalam rumah kelihatannya tidak enak dipandang mata. Payung digunakan di luar rumah dan bukan di dalam rumah. Payung adalah alat untuk melindungi tubuh dari hujan. Fungsinya juga tergolong dalam pendidikan, yakni mendidik anak anak yang suka bermain-main payung di dalam rumah supaya mereka berhenti melakukan hal itu makanya dibuatlah sebuah alasan bahwa nanti akan disambar petir bila bermain-main payung tersebut.

Ungkapan kepercayaan rakyat sebagai Bentuk RepresentasiKearifan Lokal bagi Masyakarat Desa Kampung Luar Salido

Ungkapan kepercayaan rakyat merupakan salah satu bentuk folklor sebagian lisan yang mencerminkan suatu nilai budaya yang dianut oleh masyarakat di desa kampung Luar Salido. Fungsi utama kepercayaan rakyat bagi masyarakat adalah untuk menyampaikan isi hati, perasaan, keinginan si penutur dengan bahasa kiasan yang sifatnya tidak kasar, tidak menyinggung, tetap saling menyengani dan menghormati. 

Menurut Danandjaja (1984:169---170), fungsi kepercayaan rakyat terhadap kehidupan masyarakat pendukungnya, (1) sebagai penebal emosi keagamaan atau kepercayaan, (2) sebagai sistem proyeksi khayalan suatu kolektif yang berasal dari halusinasi seseorang yang mengalami gangguan jiwa dalam bentuk makhluk alam gaib, (3) sebagai alat pendidikan anak atau remaja, (4) sebagai "penjelas" yang dapat diterima akal suatu folk terhadap gejala alam yang sangat sukar dimengerti sehingga sangat menakutkan agar dapat diusahakan penanggulangannya, (5) menghibur orang yang sedang mengalami musibah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Fungsi utama kepercayaan rakyat adalah untuk mendidik. Selain itu, fungsi ungkapan kepercayaan rakyat di desa Kampung Luar Salido adalah untuk melarang, menghibur, menyuruh, mendidik, mengingatkan, dan mempertebal iman.

Ungkapan kepercayaan rakyat juga merupakan hasil kebudayaan atau tradisi masyarakat di desa Kampung Luar Salido, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan yang sifatnya turun-temurun. Ungkapan tersebut berbahasa Minangkabau yang disampaikan sesuai dengan sifat dan tingkah laku masyarakat itu sendiri. Sifat dan tingkah laku itu tergambar dari cara mereka menuturkan atau mengucapkan sesuatu. Aneka sikap, perilaku, dan tindak tutur setiap penutur bahasa dapat dipersentasikan melalui ungkapan.

Ungkapan yang disampaikan tersebut secara lisan dalam bentuk santun yang telah dibuat dan diatur oleh masyarakat penuturnya. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar ungkapan kepercayaan rakyat yang ditemukan di Desa Kampung Luar Salido merupakan ungkapan yang bersifat larangan. Ungkapan larangan ini mempunyai keunikan tersendiri. Seseorang takut untuk melanggar ungkapan larangan tersebut. Apabila larangan itu dilanggar maka masyarakat percaya bahwa yang ditakutinya tersebut akan mendapatkan akibatnya.

Kesimpulannya 

Pertama, struktur ungkapan kepercayaan rakyat yang di temukan dalam masyarakat desa Kampung Luar Salido terdiri dari dua jenis. Pertama, struktur yakni struktur sebab akibat.

Kedua, struktur sebab, konversi, dan akibat.Kedua, kategori ungkapan dalam masyarakat desa Kampung Luar Salido ini sebagai berikut: (1) masa kehamilan/kelahiran, masa bayi, kanak-kanak, (2) rumah dan pekerjaan rumah tangga (3) gejala alam (4) cuaca (5) makana, (6) tubuh manusia, dan(7) binatang dan peternakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun