Mohon tunggu...
Muhammad Tada
Muhammad Tada Mohon Tunggu... Lainnya - ASN

Tertarik pada isu sosiologi ekonomi politik dan kajian sosiologi media. Analis pasar modal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Reformasi Pendidikan: Meretas Masa Depan

24 Juni 2017   06:53 Diperbarui: 24 Juni 2024   20:33 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa gunanya memiliki murid yang pintar secara Intelektualitas namun tidak cerdas secara emosionalitas dan sosial. Apa gunanya memiliki orang pintar jika tak mampu mencerdaskan masyarakat luas. Maka secara tegas penulis katakan bahwa penggunaan sistem ranking hanya akan mempertegas persaingan antar individu sehingga secara tidak langsung mendidik mereka pula untuk bersaing secara sosial hingga mereka tua kelak.

Kelima, sepakati basis tujuan pendidikam jangka panjang. Tidak hanya menggunakan program dari menteri maupun presiden, namun harus melalui diskusi panjang yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik dosen, guru, pedagang, buruh, ekonom, dll. Sehingga tujuan pendidikan jangka panjang tersebut tidak diobrak-abrik sejalan dengan pergantian rezim penguasa di negeri ini.

Mari bersama kita wujudkan pendidikan yang kolaboratif, pendidikan yang membebaskan, dan pendidikan yang berkedaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun