[tulisan dan gambar saduran oleh : Nadine Gracella , Mahasiswa IPB angkatan 2019]
Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar Sumatera Utara terutama Samosir? Pulau yang indah? Atau Danau Toba yang menakjubkan? Memang Samosir erat kaitannya dengan Danau Toba, sebab Samosir berada di tengah danau terbesar di Indonesia itu.
Tetapi ketika lebih diteliti lagi, kalian juga akan menemukan sebuah boneka laki-laki seukuran tubuh manusia yang berpenampilan rapi, lengkap dengan busana khas Batak dan ulos. Boneka itu adalah Si Gale-Gale, yang artinya lemah gemulai. Si Gale-Gale kini menjadi atraksi wisata yang tidak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Samosir. Walau Si Gale-Gale terkenal karena pertunjukannya, sebenarnya ada kisah memilukan yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
Kisah yang paling dipercaya adalah kisah anak dari seorang raja setempat bernama Manggale yang meninggal disaat perang namun tidak mendapat keikhlasan dari orangtuanya. Para menteri dan datuk berusaha untuk menolong sang raja agar terhibur dan tak teringat anaknya kembali. Sampai suatu ketika ada sibaso (dukun perempuan) yang menerawang. Sibaso mangatakan jika sang raja rindu kepada anaknya dan menyarankan untuk membuatkan patung yang mirip dengan mendiang Manggale. Melihat patung yang menyerupai anaknya, sang raja pun berangsur sehat dan membaik. Bahkan raja membuat pesta besar, dirinya mengundang pargossi untuk memainkan musik sabangunan ditambah sordam untuk meminta arwah anaknya masuk ke dalam boneka itu. Boneka tersebut menemani sang raja hingga akhir masa hidupnya dan pada saat kematiannya, boneka itu menari disamping jenazah sang raja.
Berikut beberapa fakta mengenai Si Gale-Gale :
1. Pembuatan Patung
Sebagian masyarakat Batak meyakini jika siapa pun yang membuat Si Gale-Gale akan meninggal usai patung selesai dibuat. Karena pada masa lalu si pembuat Si Gale-Gale harus menyatu jiwanya dengan boneka kayu buatannya sehingga boneka tersebut bisa bergerak layaknya manusia. Oleh karena itu, saat membuat patung Si Gale-Gale harus dilakukan secara terpisah, misalnya ada yang mengerjakan bagian tangan, kaki, kepala, atau badan. Dengan cara ini, maka tidak ada tumbal yang jatuh.
2. Hanya bisa Ditempatkan di Peti Mati
Diyakini Si Gale-Gale hanya bisa ditempatkan di peti mati, bahkan ia bisa menari di atas peti mati. Si Gale-Gale awalnya dipergunakan pada upacara-upacara kematian. Upacara untuk orang-orang yang meninggal tanpa mempunyai anak maupun yang meninggal tanpa meninggalkan keturunan karena semua anaknya telah tiada. Hal itu dilakukan dengan maksud menyambung keturunan mereka kelak di alam baka. Pada masyarakat Batak Toba, apabila seseorang yang mempunyai kedudukan meninggal dunia dan ia tidak mempunyai keturunan maka dipandang rendah dan tidak membawa kebaikan. Oleh karena itu, kekayaan yang ditinggalkannya akan dihabiskan untuk mengadakan upacara Si Gale-Gale untuk orang yang meninggal tersebut. Orang lain tidak akan berani mengambil harta benda milik orang tersebut karena takut tertular atau meninggal seperti pemiliknya.
3. Daya Tarik Wisatawan
Si Gale-Gale sudah menjadi identitas budaya Pulau Samosir. Dalam setiap pertunjukan Si Gale-Gale, tak hanya ditampilkan patung kayu seukuran manusia tapi juga dibuatkan Si Gale-Gale berukuran raksasa sambil mengikuti irama gondang. Pertunjukan Si Gale-Gale saat ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan di Pulau Samosir. Selain keindahan alam, kekayaan budaya Samosir juga menjadi salah satu unsur pengikat bagi para wisatawan. Samosir dengan Danau Toba menjadi satu kesatuan utuh sebagai gambaran kecantikan alam yang dibalut kekuatan budaya.
Jika ingin melihat pertunjukan Si Gale-Gale, kalian bisa mengunjungi tempat wisata di Tomok atau Museum Hutabolon Simanindo. Pertunjukan selama satu jam ini memperlihatkan patung Si Gale-Gale menari dengan bantuan benang yang dimainkan seorang dalang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H